Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan
A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan
1. Pengertian Apresiasi
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi, dan
menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan
pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari
mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga
menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif yaitu apresiasi
pasif yang disertai pembuatan karya.
Ada beberapa
hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah
karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.
a. Nilai Bentuk
Berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi atau disebut juga nilai
intrinsik. Misalnya, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan
nada gelap terang.
b. Nilai Isi
Nilai isi disebut pula
nilai ekstrinsik dan sifatnya nonfisik karena berada di balik wujud
karya. Seorang pengamat setelah mengamati nilai-nilai fisik akan
menangkap isi atau pesan perupa yang terdapat pada karya, misalnya
komposisi, gagasan, pesan, perlambangan, tema, gaya, kemampuan teknik,
dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.
2. Apresiasi Karya Seni Rupa
a. Pendekatan mimetik
Sebuah karya dinilai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam.
b. Pendekatan Ekspresif
Menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan dalam karya.
c. Pendekatan Struktural
Dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya.
d. Pendekatan Semiotik
Dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang perupa kepada penikmatnya.
3. Menilai Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
a. Pakaian
b. Perhiasan
c. Senjata
d. Topeng dan wayang
e. Kemasan
f. Alat transportasi
g. Bangunan
h. Peralatan rumah tangga
i. Benda ritual
j. Alat musik
B. Sikap Apresiatif terhadap Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
1. Kritik Seni
Kegiatn kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan
dengan kegiatan memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni.
Cara memberi komentar kritik terhadap karya seni, antara lain:
a. Pemaparan
b. Uraian kebetulan (formal)
c. Penafsiran arti atau makna
d. Penilaian
Kritik seni terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Kritik Jurnalistik
b. Kritik ilmiah
c. Kritik Populer
d. Kritik Pedagogik
C. Merancang dan Membuat Karya Seni Rupa Terapan
1. Seni Keramik
Keramik berasal dari kata kramos bahasa yunani yang berarti “lempung
yang dibakar”. Para perupa media keramik di Indonesia pada umumnya
berlatar belakangakademi seni rupa, seperti Hilda Sumantri, Hendrawan
Riyanto, Suyatna, F. Widyanto, Noor Sudiati, dan Asmudjo.
2. Jenis Keramik
Berdasarkan perbedaan komposisi bahan dan suhu pembakarannya.
a. Gerabah lunak atau earthenware
b. Jenis stoneware
c. Porselen atau porcelain
3. Media dan Teknik Seni Keramik
Teknik membuat keramik terdiri atas:
a. Dipijit atau pinching
b. Paduan bilahan/irisan atau slabbing
c. Dibuat dari paduan bentuk pilin/tali coiling
d. Dicetak tekan atau molding
e. Dicor atau casting
D. Menyiapkan Pameran Karya Seni Rupa
1. Tujuan dan Fungsi Pameran
a. Pameran berfungsi sebagai sarana apresiasi
b. Sebagai sarana edukasi
c. Sebagai sarana rekreasi
d. Sebagai sarana prestasi
2. Waktu Penyelenggaraan pameran
a. Pameran rutin
b. Pameran incidental
3. Tempat Penyelenggaraan Pameran
a. Pameran di dalam ruangan (indoor exhibition)
b. Pameran di luar ruangan (outdoor exhibition)
4. Penyelenggara pameran
a. Menentukan tema pameran
b. Menentukan rencana kegiatan
c. Menyusun program pameran
5. Lingkup pameran
6. Jenis pameran
E. Menata Pameran karya Seni Rupa
1. Tata letak karya (display)
2. Tata cahaya (lighting)
3. Sirkulasi pengunjung
Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?id=175163979177372&story_fbid=1028173863876375
Jumat, 20 November 2015
Dasar Dasar dalam Membuat Batik
Dasar Dasar dalam Membuat Batik
Setiap orang memiliki
kemampuan membuat suatu bentuk kerajinan tangan termasuk juga membatik.
Namun tidak setiap orang dapat membuat kerajinan batik yang memiliki
nilai keindahan bagi banyak orang. Ada beberapa hal yang harus dilakukan
untuk dapat menciptakan sebuah batik yang indah. Tentunya tidak semudah
dengan membalikkan telapak tangan. Kesemuanya itu dapat tercapai jika
setiap orang mengetahui pengetahuan bagaimana batik itu sendiri, karena
dengan adanya pengetahuan maka langkah-langkah untuk mebuat batik yang
indah dapat ditempuh dengan lebih mudah. Secara umum ada pengetahuan
dasan yang kirangan harus dimiliki untuk dapat membuat kain batik yang
indah yakni :
- kepandaian mencipta atau melukis dengan lilin.
Kerajinan
batik sangat identik dengan lilin. Lilin ibarat tinta pada sebuah
kertas dimana kertas tersebut dapat memiliki nilai jika didalamnya
terdapat beberapa goresan tinta yang menarik. Untuk memperoleh
kepandaian ini membutuhkan keuletan dalam berlatih. Terutama bagi yang
tidak memiliki bakat tersendiri dalam bidang ini.
- Kepandaian pewarnaan atau pada khususnya kepandaian mencelup kain.
Pewarnaan
merupakan unsur pentik selain motif. Warna akan memberikan nilai
keindahan seperti halnya sebuah pelangi. Mengetahui beragam teknik
pewarnaan dapat dipelajari dengan membaca atau pengalaman sendiri dan
tentunya harus dilakukan dengan penuh keuletan untuk menguasai
kepandaian ini.
Kedua kepandaian ini
dapat dilakukan secara bersamaan atau bergantian bergantung pada
kemampuan diri sendiri. Kesemuanya tentunya tidak lepas dari keinginan
untuk mencoba mempraktekkannya. Karena jika kita belajar secara langsung
tentunya akan banyak pengalaman yang dapat kita peroleh. Untuk dapat
memiliki kepandaian mencipta ada beberapa tips yang munkin dapat
membantu yakni dengan berlatih terus menerus untuk membuat desain. Ada
beberapa tingkatan agar kita pandai untuk menciptakan sendiri desain
kita yakni :
- tingkat dasar
melatih tangan agar luwes dan cepat dengan cara membuat garis-garis atau bertuk tertentu (sketsa) dalam sebuah kertas.
- tingkat menengah
berlatih
membuat suatu gambar imajinasi anda. Misalnya dengan mengambungkan
bentuk-bentuk yang pernah anda lihat dengan bentuk lain atau membuat
variasi sendiri dari bentuk yang pernah dilihat pada sebuah kertas.
- tingkat atas
tuangkan gambar-gambar imajinasi anda pada sebuah mori dengan lilin bisa dengan menggunakan canting langsung atau dengan kuas.
Kesemua tahapan ini harus dilakukan
secara rutin untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Setelah mahir
dalam tahap mencipta kita beranjak ke tahap pewarnaan. Awal kita dapat
berlatih dengan pencelupan warna menggunakan napthol.
Pewarnaan batik
banyak mengunakan cat napthol karena cepat dan kuat. Napthol tersusunan
atas napthol AS sebagai warna dasar dan garam Diazonium sebagai
pembangkit warna. Untuk menggunakan napthol sebagai pewarna perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
A untuk celupan dasar :
2-6 gram cap Napthol
1-3 gram Kostik soda sisik atau batu ( + sedikit TRO atau penggantinya dan + air panas secukupnya)
B. Untuk pembangkitan warna :
5-15 gram Garam Diazo.
Cara melarutkan cat dan mengerjakan celupan “2 kali celup” (untuk pewarnaan dasar)
- serbuk cat napthol dimasukkan dalam sebuah wadah kemudian dicampur dengan sedikit TRO dan air, diaduk hingga bernebtuk pasta kemudian diberi air panas secukupnya. Setelah itu, masukana kostik soda dan aduk hingga lauran jernih kemerahan atau kekuningan. Jika masih keruh tambakan kostik soda atau dipanaskan kembali.
- larutan napthol dimasukkan ke dalam wadah yang lebih besar kemudian ditambah air secukupnya misalnya, untuk sepotong kain panjang 2,5 meter diperlukan 2-3 liter air.
- kain batik kemudian dimasukkan ke dalam larutah dan dibolak-balik hingga 15 menit.
- setelh itu,kaind idangkan kemudian diangin-anginkan ditempat teduh.
- masukkan garam diazo dalam panci sendiri kemudian tuangkan air secukupnya, aduk hingga membentuk larutan yang kemudian dimasukkan dalam wadah tersendiri dan masukan air secukupnya.
- Kain yang telah diangin-anginkan dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dan diaduk. Pada rendaman akan muncul warna kemudian kain diambil dan dicuci bersih. Jika warnanya kurang tajam maka proses pencelupan dapat diulang kembali dari awal sebanyak 2 kali.
Jenis - Jenis Batik Menurut Cara Pembuatannya
Jenis - Jenis Batik Menurut Cara Pembuatannya
1. Batik Tulis
Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menggunakan
canting. Pembuatan batik tulis ini lebih lama yaitu sekitar 2-3 bulan. Proses
pembuatannya yaitu dimulai dengan pembuatan design atau yang disebut dengan
molani, menyanting (melukis dengan lilin/malam menggunakan canting), memberi
warna, melorot, kemudian penjemuran. Batik tulis tidak memiliki motif
pengulangan yang jelas dengan ukuan garis motif yang relatif kecil dibandingkan
dengan batik cap.
2. Batik Cap
Batik cap adalah teksture atau corak batik yang dibentuk
dengan cap. Biasanya proses pembuatan batik cap lebih cepat daripada batik
tulis yaitu sekitar 2-3 hari. Batik cap dikerjakan manual dengan menggunakan
alat cap yang biasanya terbuat dari tembaga yang dibentuk dengan design
tertentu. Alat cap (stempel) tersebut selanjutanya dicelupkan ke dalam lilin
panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Gambar batik cap biasanya
tidak tembus pada kedua sisi kain.
3. Batik
Sablon/Printing
Batik sablon atau disebut juga batik printing adalah batik
yang proses pembuatannya dicetak melalui proses sablon. Proses batik dapat
diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Prosesnya sama
seperti pembuatan spanduk atau kaos sablon namun dengan bahan warna yang lebih
bagus mutunya. Permukaan kain batik sablon jika dilihat hanya satu sisi saja
yag bergambar, sedangkan sisi lainnya polos. Hal inilah yang membuat warna
batik sablon lebih cepat luntur karena warnanya tidak meresap ke kain.
Itulah 3 jenis batik menurut teknik pembuatannya. Dari segi
kualitas, batik tulis memang lebih bagus karena proses pembuatannya yang
menggunakan canting membuatnya memiliki seni tersendiri.
Perbedaan Antara
Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing
Selanjutnya bagaimana caranya untuk membedakan ketiga jenis
batik di atas. Secara umum perbedaan ketiga jenis batik tersebut adalah :
Batik Tulis : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya
agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapih,
dan tidak kaku.
Batik Cap : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya
pasti sama, namun bentuk isen-isen tidak rapi, agak renggang dan agak kaku.
Apabila isen-isen agak rapat maka akan terjadi mbeleber (goresan yang satu dan
yang lainnya menyatu, sehingga kelihatan kasar).
Batik Printing : ornamen bisa sama, bisa tidak, karena
tergantung desain batik yang akan ditiru, karena batik printing biasanya meniru
batik yang sudah ada, namun yang perlu diketahui tentang warna. Warna batik
printing kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu muka saja..
Sumber :http://margaria.co.id/news/read/2015/06/jenis-jenis-batik-menurut-cara-pembuatannya-
Macam - Macam Batik
Macam -Macam Batik di Indonesia
Batik Solo memiliki berbagai macam motif, namun yang paling banyak digemari serta merupakan motif yang khas pada batik solo yaitu ada lima motif, diantaranya motif sido asih dengan motif geometris berpola dasar segi empat dengan arti keluhuran, motif ratu ratih yang diambil dari kata ratu patih, yang menggambarkan kemuliaan, motif parang kusuma yang merupakan motif diagonal berupa garis berlekuk-lekuk yang berarti bunga, motif bokor kencana yaitu motif geometris berpola dasar yang berbentuk lung-lungan yang berarti harapan, keagungan, dan kewibawaan, motif sekar jagad yang merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia.
gambar motif-motif solo :
motif sido asih
1. MOTIF BATIK KAWUNG [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
2. MOTIF BATIK PARANG KUSUMO {Motif Batik Tulis}
Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
3. MOTIF BATIK TRUNTUM [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
4. MOTIF BATIK TAMBAL [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
.
5. MOTIF BATIK PAMILUTO
Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
Tentu saja tidak hanya 5 macam motif batik diatas yang masih populer hingga sekarang, karena masih ada motif sidomukti, cuwiri, ceplok kesatrian, dll, yang akan selalu menjadi ide-ide berkembangnya batik-batik kontemporer.
Lokcan
Sumber :https://kerenbatik.wordpress.com/macam-macam-motif-batik/
Batik Solo memiliki berbagai macam motif, namun yang paling banyak digemari serta merupakan motif yang khas pada batik solo yaitu ada lima motif, diantaranya motif sido asih dengan motif geometris berpola dasar segi empat dengan arti keluhuran, motif ratu ratih yang diambil dari kata ratu patih, yang menggambarkan kemuliaan, motif parang kusuma yang merupakan motif diagonal berupa garis berlekuk-lekuk yang berarti bunga, motif bokor kencana yaitu motif geometris berpola dasar yang berbentuk lung-lungan yang berarti harapan, keagungan, dan kewibawaan, motif sekar jagad yang merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia.
gambar motif-motif solo :
motif sido asih
- BATIK JOGJA
1. MOTIF BATIK KAWUNG [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
2. MOTIF BATIK PARANG KUSUMO {Motif Batik Tulis}
Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
3. MOTIF BATIK TRUNTUM [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
4. MOTIF BATIK TAMBAL [MOTIF BATIK Tulis]
Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
.
5. MOTIF BATIK PAMILUTO
Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
Tentu saja tidak hanya 5 macam motif batik diatas yang masih populer hingga sekarang, karena masih ada motif sidomukti, cuwiri, ceplok kesatrian, dll, yang akan selalu menjadi ide-ide berkembangnya batik-batik kontemporer.
- MOTIF BATIK MADURA
- BATIK JAKARTA
Lokcan
- BATIK SEMARANG
Sumber :https://kerenbatik.wordpress.com/macam-macam-motif-batik/
Jenis - Jenis Batik di Indonesia
Jenis - Jenis Batik di Indonesia
Jenis batik di Indonesia sangatlah bermacam-macam. Dari tradisi klasik sampai yang modern hingga abstrak. Ingin tahu seperti apa jenis-jenis batik Indonesia itu? Bacalah lebih lanjut!
1. Batik Jlamprang
Motif batik jlamprang banyak diproduksi di Pekalongan. Sebagian besar berbentuk geometris dan kadang berbentuk bintang atau mata angin. Canting yang digunakan ujungnya berbentuk segi empat.
2. Batik Terang Bulan
Umumnya, desain batik ini hanya ada di bagian bawah, baik itu berupa lung-lungan atau berupa ornamen pasung, sementara bagian atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik terang bulan ini disebut juga gedong atau ram-raman.
3. Batik Cap Kombinasi Tulis
Proses pembentukan motif batik ini menggunakan batik cap dan batik tulis murni. Setelah diproses dengan canting cap, kain batik kembali ditulis dengan canting tangan untuk memperhalus motif. Proses ini biasanya dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.
4. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Batik ini memiliki beberapa warna dalam satu kain, yaitu merah, biru dan soga yang semua dibuat di Pekalongan. Sejarahnya, proses pewarnaan ini perlu melibatkan tiga tempat, yaitu Lasem, Pekalongan,dan Solo. Untuk warna merah para pembatik harus ke wilayah Lasem, warna biru ke wilayah Pekalongan, sedangkan untuk mendapatkan warna soga (cokelat) pembatik harus ke wilayah Solo. Kerumitan yang tinggi inilah yang menjadikan Batik Tiga Negeri sebuah masterpeice Batik Nusantara.
5. Batik Sogan Pekalongan
Batik sogan pekalongan melalui proses dua dua kali. Proses pertama, latar putih diberi coletan (teknik pewarnaan batik) dan untuk proses kedua, batik ditandai penuh atau berupa titik halus, baru setelah itu disoga (diberi warna cokelat). Karena warnanya, Batik Sogan Pekalongan terlihat klasik.
6. Batik Tribusana
Batik tribusana merupakan batik gaya baru yang sebagian besar motifnya berupa lung-lungan lanjuran. Jenis batik ini ada yang bercorak dan ada juga yang polos.
7. Batik Pangan atau Batik Petani
Batik ini umumnya dibuat oleh perempuan petani sebagai selingan kegiatan. Biasanya batik ini kasar serta tidak halus. Motifnya bermacam-macam dan paling banyak disesuaikan dengan kondisi daerah pembuatnya masing-masing. Batik Petani cukup dikenal di Klaten, Bantul, Imogiri, Tuban, Tulungagung, juga Indramayu.
Jenis batik di Indonesia sangatlah bermacam-macam. Dari tradisi klasik sampai yang modern hingga abstrak. Ingin tahu seperti apa jenis-jenis batik Indonesia itu? Bacalah lebih lanjut!
1. Batik Jlamprang
Motif batik jlamprang banyak diproduksi di Pekalongan. Sebagian besar berbentuk geometris dan kadang berbentuk bintang atau mata angin. Canting yang digunakan ujungnya berbentuk segi empat.
2. Batik Terang Bulan
Umumnya, desain batik ini hanya ada di bagian bawah, baik itu berupa lung-lungan atau berupa ornamen pasung, sementara bagian atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik terang bulan ini disebut juga gedong atau ram-raman.
3. Batik Cap Kombinasi Tulis
Proses pembentukan motif batik ini menggunakan batik cap dan batik tulis murni. Setelah diproses dengan canting cap, kain batik kembali ditulis dengan canting tangan untuk memperhalus motif. Proses ini biasanya dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.
4. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Batik ini memiliki beberapa warna dalam satu kain, yaitu merah, biru dan soga yang semua dibuat di Pekalongan. Sejarahnya, proses pewarnaan ini perlu melibatkan tiga tempat, yaitu Lasem, Pekalongan,dan Solo. Untuk warna merah para pembatik harus ke wilayah Lasem, warna biru ke wilayah Pekalongan, sedangkan untuk mendapatkan warna soga (cokelat) pembatik harus ke wilayah Solo. Kerumitan yang tinggi inilah yang menjadikan Batik Tiga Negeri sebuah masterpeice Batik Nusantara.
5. Batik Sogan Pekalongan
Batik sogan pekalongan melalui proses dua dua kali. Proses pertama, latar putih diberi coletan (teknik pewarnaan batik) dan untuk proses kedua, batik ditandai penuh atau berupa titik halus, baru setelah itu disoga (diberi warna cokelat). Karena warnanya, Batik Sogan Pekalongan terlihat klasik.
6. Batik Tribusana
Batik tribusana merupakan batik gaya baru yang sebagian besar motifnya berupa lung-lungan lanjuran. Jenis batik ini ada yang bercorak dan ada juga yang polos.
7. Batik Pangan atau Batik Petani
Batik ini umumnya dibuat oleh perempuan petani sebagai selingan kegiatan. Biasanya batik ini kasar serta tidak halus. Motifnya bermacam-macam dan paling banyak disesuaikan dengan kondisi daerah pembuatnya masing-masing. Batik Petani cukup dikenal di Klaten, Bantul, Imogiri, Tuban, Tulungagung, juga Indramayu.
Pengertian Batik
BATIK
Batik merupakan kain bergambar dan peroses pembuatannya secara khusus yang di gambar atau menerakan motif ke suatu kain yang masih kosong, dan kemudian melaui proses khusu sehingga mempunyai ciri khas pada kain tersebut. Batik Indonesia, keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Batik merupakan kain bergambar dan peroses pembuatannya secara khusus yang di gambar atau menerakan motif ke suatu kain yang masih kosong, dan kemudian melaui proses khusu sehingga mempunyai ciri khas pada kain tersebut. Batik Indonesia, keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Sejarah Teknik Batik
Seni pewarnaan teknik perintang
menggunakan malam adalah salah satu bentuk motif dari seni kuno. Yang di
temukan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal sejak abad
ke-IV Sebelum Masehi, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga
dilapisi dengan malam untuk membentuk sebuah pola. Di Asia, teknik
batik serupa juga diterapkan di Cina pada masa Dinasti Tang (618-907)
serta di India dan Jepang selama Periode Nara (645-794).
Meskipun kata “batik” berasal dari
bahasa Jawa, Lahirnya batik di Jawa sendiri tidak tercantum. G.P.
Rouffaer menemukan teknik batik kemungkinan akan diperkenalkan dari
India atau Sri Lanka pada abad ke-6 atau ke-7.
Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog
Belanda) dan FA Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi
batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan
Papua.
Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut
bukanlah area yang dipengaruhi oleh Umat Hinduisme, tetapi di
dalamnya memiliki tradisi kuno dalam membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola
gringsing sudah dikenal sejak abad ke-XII di Kediri, Jawa Timur. Dia
mengambil kesimpulan bahwa pola ini hanya bisa dibentuk dengan
menggunakan alat canting sehingga ia menemukan canting ditemukan di
Jawa pada waktu tentang hal itu.
Ukiran rinci yang menyerupai pola kain
batik yang dikenakan oleh Prajnaparamita, patung dewi Buddha
kebijaksanaan dari abad ke-13 Jawa Timur.
Karena industrialisasi dan globalisasi,
yang telah memberi ide dan mempertunjukan teknik otomatisasi ini, Dan
pada akhirnya model batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik dan
batik cetak, Model batik tradisional yang diproduksi menggunakan teknik
tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik. Pada saat
bersamaan imigran dari Indonesia Wilayah Persekutuan Malaysia Batik juga
di perkenalkan oleh merekaSekarang batik telah berkembang di
beberapa tempat di luar Jawa, bahkan ke luar negeri. Di Indonesia, batik
juga telah dikembangkan di Aceh dengan Aceh batik, Riau Cual Batik,
Batik Papua, Kalimantan Sasirangan batik dan batik Minahasa.
Sumber :http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-sejarah-dan-jenis-batik-indonesia/
Tahap - Tahap Pembuatan Gambar Karikatur
TAHAP - TAHAP PEMBUATAN GAMBAR KARIKATUR :
1. Buatlah pola dasar tipis saja menggunakan pensil B atau 2B.
2. Buatlah pembetukan wajah (alis,mata,hidung dan rahang).
3. Koreksilah bentuk pola dasar gambar dan jika perlu sesuaikan kembali
gestur tubuh dengan mimik wajah yang akan di tampilkan,dan bentuk
elemen wajah (hidung).
4. Pembetukan elemen wajah (kuping,bibir,dan gigi),buat buat lah lekukan wajah nya tipis-tipis.
5. Mulai membuat pola rambut dan detailkan garis-garis di kuping tipis saja.
6. Hapus pola awal tipis saja,dan garis tipis lagi garis-garis yang terhapus,serta arsis sedikit lekukan wajahnya.
7. Gunakan tisu untuk memperhalus arsiran lekuk wajah.
8. Pendetailan wajah sedikit menggunakan pensil 4B seperti (alis,mata,gusi,bibir)
9. Lanjutkan pengarsiran tipis-tipis pada rambut.
10. Mulai membuat pendetailan wajah dengan memainkan arsiran pada
setiap lekuk wajah dan memainkan seni suryalisnya atau pencahayaan.
Sumber : http://ekhograft.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-karikatur-dan-cara.html
Pengertian Gambar Karikatur
Karikatur
Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut, biasanya objek tersebut adalah waja manusia. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis. Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.
Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan observasi untuk menentukan ciri khas yang membuat subjeknya berbeda dari orang lain, dan melebih-lebihkan ciri tersebut. Untuk itu, karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, dan melebih-lebihkan perbedaannya. Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun demikian, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya menggambar masing-masing karikaturis.
Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut, biasanya objek tersebut adalah waja manusia. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis. Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.
Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan observasi untuk menentukan ciri khas yang membuat subjeknya berbeda dari orang lain, dan melebih-lebihkan ciri tersebut. Untuk itu, karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, dan melebih-lebihkan perbedaannya. Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun demikian, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya menggambar masing-masing karikaturis.
Sebelum kita memulai menggambar, ada kalanya kita persipkan alat-alatnya, alat-alat yang di gunakan sebagai berikut :
- Pensil
- Kertas
- Serutan
- Penghapus
- Papan alas
- Tisu
Gambar alat-alat yg perlu di gunakan.
(pensil)
Untuk pensil yang saya pakai di sini adalah pensil faber castell dan ukuran yang saya pakai adalah B,2B,3B,4B,5B,6B dan 7B.
(Kertas)
Kertas
yang saya pakai adalah kertas hvs,untuk hasil yg lebih maksimal anda
bisa memakai kertas yang khusu untuk sketch agar seni sketchnya pun
lebih terlihat.
(Papan)
Pemakaian papan harus melihat dasar papan yang bersih dan halus agar hasil gambar bagus.
(Penghapus)
Usahakan
hapusan yang berwarna hitam,di karenakan daya hapus yang bagus tanpa
bekas contoh : BOXY,Faber-castel extra clean smooth,dll.
(Tisu)
Jenis tisu yang di pakai pun kalau bisa yang lembut,agar dapat melembutkan arsiran,jangan pakai tisu yang kasar.
(Rautan)
Rautan pun di pakai yang hasil serut nya bagus.
Sumber :http://ekhograft.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-karikatur-dan-cara.html
Jumat, 13 November 2015
Mural (Lukis Dinding )
Mural Definisi dan Perkembangannya:
Definisi Mural.
Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang
memiliki arti dinding.Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan
berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior),
langit-langit, atau bidang datar lainnya. Mural menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai
lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut
bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan
dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai
pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau
gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan.
Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang
bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan
lukisan awan dan cerita di Alkitab.
Menggambar dan Mewarnai dengan Crayon
Menggambar dan Mewarnai dengan Caryon
Teknik Menggambar...
1. Awali dulu dengan menemukan konsep yang tepat dan gambaran kasar hasil akhir dari gambar yang akan kita buat.
2. Mulailah menggambar dengan dengan titik berat penyelesaian gambar utamanya, sedangkan ornamen tambahan bisa kita tambahkan setelahnya.
3. Gunakan pensil HB atau 2B untuk menggambar sketsa, dengan memulai goresan pensil dari bidang bawah kanvas atau media gambar.
4. Upayakan agar ketika membuat goresan gambar, kita tidak menekan pensil terlalu keras. Hal ini dilakukan agar goresan-goresan pensil kita yang salah tatkala di hapus dan diperbaiki tidak meninggalkan jejak lekukan pada media gambar kita.Hal ini akan sangat berpengaruh pada rata tidaknya sapuan pewarna (crayon) kita, karena bagian lekukan tersebut tidak akan tersapu crayon sehingga meninggalkan jejak putih pada hasil akhir gambar kita, yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar.
5. Sketsa yang sudah jadi dapat ditebalkan dengan menggunakan pensil warna hitam, spidol snowman kecil atau boardmarker. Upayakan ujung spidol boardmarker tidak terlalu tebal, jika kita menggunakan spidol boardmarker.
6. Sketsa yang sudah selesai sudah dapat diwarnai dengan crayon.
Teknik Mewarnai
Secara tujuan, mewarnai sketsa yang sudah kita buat sebetulnya hampir sama dengan mewarnai sebuah gambar yang disediakan ibu guru di TK, yaitu HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN BAGUS! (Betul kan??). Tapi bagimana tekniknya?? mari kita bahas setiap langkahnya.
1. Awali mewarnai dari bidang bagian atas sebelah kiri dari media gambar kita
2. Pastikan ujung crayon yang akan kita pergunakan bersih. Jika kotor bisa kita bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas tissue.
3. Siapkan peralatan lain seperti Kuas, Kertas Tissue, Scrabber, Spidol.
4. Jika kesemua perangkat sudah siap, maka langkah berikutnya adalah MEwaRNai....
Langkah 1 : Blocking
Yaitu tahap memblok bidang gambar dengan warna tertentu, biasanya diawali dengan memblok dengan warna-warna muda. Pemilihan warna sangat tergantung dari bagian gambar yang akan kita warnai. misal bagian yang akan kita warnai adalah langit, maka warna muda yang kita pilih boleh biru muda, kuning muda atau putih.
Langkah 2 : Gradasi
Yaitu sebuah tahap mewarnai diatas media yang sudah terblock warna muda, dengan warna-warna lain yang seirama dan secara bertingkat sehingga menjadi sebuah gradasi warna yang indah. Disinilah sebenarnya titik berat pewarnaan kita dan akan menentukan hasil akhir gambar yang kita buat.
Langkah 3 : Mixing
Yaitu sebuah tahap pencampuran gradasi yang sudah kita buat tadi dengan warna-warna yang sudah digoreskan sebelumnnya. ada 2 cara yang sering dilakukan dalam proses mixing ini yaitu teknik goresan linier dan circular. Dalam penggunaanya akan menghasilkan gradasi yang berbeda. Tentunya ditempatkan pada gambar yang berbeda pula, sehingga satu bagian gambar dengan bagian gambar yang lain teknik mixing nya belum tentu sama. Contoh : pada proses mixing warna bagian gambar langit lebih cocok dengan teknik linier daripada circular.
Langkah 4 : Finishing
Yaitu tahap penghalusan warna pada bagian- bagian yang masih belum sempurna, dan penambahan aksen-aksen seperti siluet, shadow dan lain-lain
Langkah 5 : Scrabbing (Sgraffito)
Tahap ini hanya merupakan tahap tambahan yang tidak mesti dilakukan, karena pada tahap ke-4 sebenarnya gambar kita sudah bisa dikatakan selesai. Scrabbing hanya sebuah tahap mengerok/mengerik bagian gambar tertentu dengan menggunakan scrabber (biasanya pada crayon merk tertetu disertakan) atau bisa kita buat sendiri.
TEKNIK MEMEGANG CRAYON
Teknik ini dilakukan dengan cara meletakkan crayon dibawah jari dengan ujung jari menjepit dan menekan pada kertas. Teknik ini biasanya jarang di pakai oleh anak karena anak-anak sudah terbiasa memegang alat tulis sehingga memegang crayon pun seperti memegang alat tulis.
TEKNIK ARSIRAN DENGAN CRAYON
1. Teknik Putar
Teknik ini dilakukan dengan cara memutar-mutarkan crayon secara berulang-ulang pada kertas sehingga kertas terwarnai oleh crayon.
Kelebihan : Hasil lebih rata (maximal)
Kekurangan : Proses pengerjaan lebih lama.
Aplikasi pewarnaan pada bentuk gambar cenderung sama prosesnya.
Misalnya :
Aplikasi pewarnaan gradasi dengan cara mewarnakan warna yang lebih tua di dahulukan baru di tindih/campur dengan warna yang lebih muda
2. Teknik Menggores
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoreskan (garis lurus) secara berulang-ulang sehingga kertas terwarna oleh crayon.
Kelebihan : Hasil kurang rata (tidak maksimal)
Kekurangan : Proses pengerjaan lebih cepat.
Aplikasi pewarnaan pada bentuk gambar sebaiknya menyesuaikan bentuk bidang. Misalnya :
Aplikasi pewarnaan gradasi dengan cara mewarnakan warna yang lebih tua di dahulukan baru di tindih/campur dengan warna yang lebih muda
Sumber :http://kkg-srikandi.blogspot.co.id/2014/02/teknik-menggambar-dan-mewarnai-dengan.html
Teknik Menggambar...
1. Awali dulu dengan menemukan konsep yang tepat dan gambaran kasar hasil akhir dari gambar yang akan kita buat.
2. Mulailah menggambar dengan dengan titik berat penyelesaian gambar utamanya, sedangkan ornamen tambahan bisa kita tambahkan setelahnya.
3. Gunakan pensil HB atau 2B untuk menggambar sketsa, dengan memulai goresan pensil dari bidang bawah kanvas atau media gambar.
4. Upayakan agar ketika membuat goresan gambar, kita tidak menekan pensil terlalu keras. Hal ini dilakukan agar goresan-goresan pensil kita yang salah tatkala di hapus dan diperbaiki tidak meninggalkan jejak lekukan pada media gambar kita.Hal ini akan sangat berpengaruh pada rata tidaknya sapuan pewarna (crayon) kita, karena bagian lekukan tersebut tidak akan tersapu crayon sehingga meninggalkan jejak putih pada hasil akhir gambar kita, yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar.
5. Sketsa yang sudah jadi dapat ditebalkan dengan menggunakan pensil warna hitam, spidol snowman kecil atau boardmarker. Upayakan ujung spidol boardmarker tidak terlalu tebal, jika kita menggunakan spidol boardmarker.
6. Sketsa yang sudah selesai sudah dapat diwarnai dengan crayon.
Teknik Mewarnai
Secara tujuan, mewarnai sketsa yang sudah kita buat sebetulnya hampir sama dengan mewarnai sebuah gambar yang disediakan ibu guru di TK, yaitu HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN BAGUS! (Betul kan??). Tapi bagimana tekniknya?? mari kita bahas setiap langkahnya.
1. Awali mewarnai dari bidang bagian atas sebelah kiri dari media gambar kita
2. Pastikan ujung crayon yang akan kita pergunakan bersih. Jika kotor bisa kita bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas tissue.
3. Siapkan peralatan lain seperti Kuas, Kertas Tissue, Scrabber, Spidol.
4. Jika kesemua perangkat sudah siap, maka langkah berikutnya adalah MEwaRNai....
Langkah 1 : Blocking
Yaitu tahap memblok bidang gambar dengan warna tertentu, biasanya diawali dengan memblok dengan warna-warna muda. Pemilihan warna sangat tergantung dari bagian gambar yang akan kita warnai. misal bagian yang akan kita warnai adalah langit, maka warna muda yang kita pilih boleh biru muda, kuning muda atau putih.
Langkah 2 : Gradasi
Yaitu sebuah tahap mewarnai diatas media yang sudah terblock warna muda, dengan warna-warna lain yang seirama dan secara bertingkat sehingga menjadi sebuah gradasi warna yang indah. Disinilah sebenarnya titik berat pewarnaan kita dan akan menentukan hasil akhir gambar yang kita buat.
Langkah 3 : Mixing
Yaitu sebuah tahap pencampuran gradasi yang sudah kita buat tadi dengan warna-warna yang sudah digoreskan sebelumnnya. ada 2 cara yang sering dilakukan dalam proses mixing ini yaitu teknik goresan linier dan circular. Dalam penggunaanya akan menghasilkan gradasi yang berbeda. Tentunya ditempatkan pada gambar yang berbeda pula, sehingga satu bagian gambar dengan bagian gambar yang lain teknik mixing nya belum tentu sama. Contoh : pada proses mixing warna bagian gambar langit lebih cocok dengan teknik linier daripada circular.
Langkah 4 : Finishing
Yaitu tahap penghalusan warna pada bagian- bagian yang masih belum sempurna, dan penambahan aksen-aksen seperti siluet, shadow dan lain-lain
Langkah 5 : Scrabbing (Sgraffito)
Tahap ini hanya merupakan tahap tambahan yang tidak mesti dilakukan, karena pada tahap ke-4 sebenarnya gambar kita sudah bisa dikatakan selesai. Scrabbing hanya sebuah tahap mengerok/mengerik bagian gambar tertentu dengan menggunakan scrabber (biasanya pada crayon merk tertetu disertakan) atau bisa kita buat sendiri.
TEKNIK MEMEGANG CRAYON
Teknik ini dilakukan dengan cara meletakkan crayon dibawah jari dengan ujung jari menjepit dan menekan pada kertas. Teknik ini biasanya jarang di pakai oleh anak karena anak-anak sudah terbiasa memegang alat tulis sehingga memegang crayon pun seperti memegang alat tulis.
TEKNIK ARSIRAN DENGAN CRAYON
1. Teknik Putar
Teknik ini dilakukan dengan cara memutar-mutarkan crayon secara berulang-ulang pada kertas sehingga kertas terwarnai oleh crayon.
Kelebihan : Hasil lebih rata (maximal)
Kekurangan : Proses pengerjaan lebih lama.
Aplikasi pewarnaan pada bentuk gambar cenderung sama prosesnya.
Misalnya :
Aplikasi pewarnaan gradasi dengan cara mewarnakan warna yang lebih tua di dahulukan baru di tindih/campur dengan warna yang lebih muda
2. Teknik Menggores
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoreskan (garis lurus) secara berulang-ulang sehingga kertas terwarna oleh crayon.
Kelebihan : Hasil kurang rata (tidak maksimal)
Kekurangan : Proses pengerjaan lebih cepat.
Aplikasi pewarnaan pada bentuk gambar sebaiknya menyesuaikan bentuk bidang. Misalnya :
Aplikasi pewarnaan gradasi dengan cara mewarnakan warna yang lebih tua di dahulukan baru di tindih/campur dengan warna yang lebih muda
Sumber :http://kkg-srikandi.blogspot.co.id/2014/02/teknik-menggambar-dan-mewarnai-dengan.html
Doodle Art
A. Pengertian Doodle Art
Sebuah doodle adalah
gambar tidak fokus atau tidak sadar dibuat saat perhatian seseorang jika tidak
ditempati. Doodles adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna
representasi beton atau mungkin hanya bentuk-bentuk abstrak. Doodle Art sendiri adalah suatu gaya menggambar dengan cara mencoret,
terlihat abstract, ada yang tidak bermakna juga ada yang bermakna, terkadang
karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar namun terlihat unik dan
menarik.
Jenis Populer doodle termasuk versi kartun guru atau teman di sekolah, TV atau komik karakter terkenal, menemukan makhluk fiksi, lanskap, bentuk dan pola geometris, tekstur, spanduk dengan legenda, dan animasi yang dibuat dengan menggambar urutan adegan dalam berbagai halaman buku atau notebook. Banyak corat-coret geometris benar-benar aturan pembagian, di mana Anda mengulangi pola yang sama berulang-ulang dengan cara yang bersarang.
Doodle art adalah sarana berkarya dan
berkreatifitas yang murah lagi meriah. Tidak perlu kertas khusus seperti
kanvas, di bungkus rokok sekalipun bisa dilakukan. Semua kembali ke
pelakon doodle art itu sendiri dalam memilih peralatan dan
gaya doodling yang nyaman bagi dirinya. Doodle art termasuk
juga kedalam seni rupa 2 dimensi, dan termasuk kedalam seni desain grafis yang
menarik. Berikut adalah Hasil Karya Para Master Doodle art Dunia
1. Uberkraaft 2. Jabson Rodrigue 3. Jim Bradsha 4.James Clapham
1. Uberkraaft 2. Jabson Rodrigue 3. Jim Bradsha 4.James Clapham
Dan Doodlers Terkemuka Lainnya
Presiden Amerika (termasuk Thomas Jefferson, Ronald Reagan dan Bill Clinton) telah dikenal untuk mencorat-coret selama pertemuan Penyair dan dokter John Keats mencoret-coret di pinggir catatan medisnya;. Doodlers sastra lainnya telah menyertakan Samuel Beckett dan Sylvia Plath. matematika Stanislaw Ulam mengembangkan spiral Ulam untuk visualisasi bilangan prima saat mencoret-coret selama presentasi membosankan di sebuah konferensi matematika.
Kata doodle pertama kali muncul pada awal
abad ke-17 berarti bodoh atau bodoh. Ini mungkin berasal dari Jerman atau
Nudeltopf Dusseldorf, berarti bodoh atau mie (harfiah"minum-minum").
Makna "bodoh, bodoh" yang dimaksud dalam judul lagu "Yankee Doodle", awalnya dinyanyikan oleh pasukan kolonial Inggris sebelum Perang Revolusi Amerika. Ini juga merupakan asal dari kata kerja abad kedelapan belas dini untuk mencoret-coret, yang berarti "untuk menipu atau membodohi". Arti modern muncul pada 1930-an baik dari makna ini atau dari kata kerja "untuk berlama-lama", yang sejak abad XVII telah memiliki makna membuang-buang waktu atau karena malas.
Makna "bodoh, bodoh" yang dimaksud dalam judul lagu "Yankee Doodle", awalnya dinyanyikan oleh pasukan kolonial Inggris sebelum Perang Revolusi Amerika. Ini juga merupakan asal dari kata kerja abad kedelapan belas dini untuk mencoret-coret, yang berarti "untuk menipu atau membodohi". Arti modern muncul pada 1930-an baik dari makna ini atau dari kata kerja "untuk berlama-lama", yang sejak abad XVII telah memiliki makna membuang-buang waktu atau karena malas.
Dalam film Mr Deeds Goes to Town, Mr
Deeds menyebutkan bahwa "doodle" adalah kata yang dibuat untuk
menggambarkan coretan untuk membantu seseorang berpikir. Menurut track DVD
komentar audio, kata yang digunakan dalam pengertian ini diciptakan oleh
penulis skenario Robert Riskin.
Doodle Art juga memiliki sejarahnya. Tahu kan coret-coretan
yang terdapat di gua-gua jama dulu? itu salah satu gaya doodle art tertua,
bahkan sebelum orang mengenal tulisan, dimana doodling dijadikan
alat untuk menceritakan sebuah kisah turun temurun.
Doodle art adalah teknik mengambar
spontan yang bentuknya Freehand semua bentuk bisa termasuk kedalam doodle.Teknik
menggambar Doodle seperti teknik menggambar pada umumnya yang biasa menggunakan
Arsir,Blok,Linear,Dusel,Pointilis,Aquarel, dan Plakat. Menurut Lei Melendres,
Doodle art terbagi menjadi 3 yaitu :
1.
Unplanned Doodle atau bisa disebut teknik menggambar doodle
dengan cara spontan atau tanpa sketsa
2.
Semi Unplanned Doodle atau bisa disebut Teknik menggambar
doodle dengn spontan/ langsung tetapi menggunakan sketsa
3.
Planned Doodle atau bisa disebut Teknik menggambar doodle
dengan rencana atau terlebi dahulu dengan menggunakan sketsa agar hasilnya
lebih terkonsep dan terbilang rapi
Bahan Bahan yang dibutuhkan untuk
membuat doodle sangat mudah yaitu :
1.
Sketchbook, Buku, Buku Gambar, Atau media lainnya termasuk
media menggambar
2.
Pensil ,Rautan Pensil ,dan Penghapus untuk menggambar sketsa
3.
Drawing Pen/Pulpen Gambar untuk menebalkan gambar sketsa
4.
Pensil Warna, Spidol Warna, Cat untuk mewarnai gambar agar
terkesan ekspresif
Cara Membuat
Doodle :
1.
Membuat Sketsa
Walaupun sebenarnya Doodle Art tidak menggunakan sketsa dan
langsung menggambar, tetapi tidak masalah karena kita disini masih pemula dan
pembuatan sketsa sangat diperlukan agar tidak terjadi banyak
kesalahan/kekeliruan.
2.
Menambahkan Icon gambar
Menambahkan icon
gambar sesuai kreatifitas anda seperti gambar gambar karakter dan yang lainnya
sesuka anda
3.
Menebalkan Ikon
Jika sudah
terlihat bagus tebalkan gambar dengan spidol atau drawing pen agar terlihat
jelas.
4.
Mewarnai
Yang terakhir adalah mewarnai jika
perlu agar gambar terkesan hiduSumber : http://bapabapa666.blogspot.co.id/2015/03/doodle-art-pengertian-sejarah-dan.html
Tehnik-Tehnik Menggambar
Tehnik-Tehnik Menggambar :
1. Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek yang sederhana tetapi cukup menarik. Pointilisme(titik) adalah teknik lukisan di mana tersusun/terbentuk dari titik kecil, titik-titik yang berbeda dari warna diterapkan dalam pola untuk membentuk sebuah gambar
Teknik melukis yang digunakan untuk warna pointillist pencampuran dengan mengorbankan dari sapuan kuas tradisional yang digunakan untuk menggambarkan tekstur .
Mayoritas pointilisme dilakukan dalam cat minyak. Apa saja dapat digunakan sebenarnya, misalnya drawing pen, tetapi minyak yang lebih disukai.
2. Teknik Dussel (Gosok)
Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
Teknik menggambar ini menggunakan bantuan kapas atau alat khusus yang berupa gulungan kertas (bentuknya mirip pensil), bahkan jari-jari kitapun dapat digunakan untuk teknik menggambar yang satu ini. Pada teknik ini stroke/garis akan dihilangkan atau dihaluskan dengan cara digosok-gosok (dusel). Yang paling cocok untuk teknik menggambar ini adalah menggunakan jenis pensil yang lunak ( 2B ke atas) atau konte dan krayon. Perhatikan gambar dibawah ini!
3. Teknik Siluet (Blok)
Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan balok.Gambar yang dibuat dengan bentuk menyeluruh secara blok pada bentuk yang diinginkan/disekitarnya. Teknik siluet ada 2 macam, yaitu :
1. Siluet Positif
menggambar dengan memberikan warna/blok pada bentuk yang diinginkan
2. Siluet Negatif
menggambar dengan memberikan warna/blok di sekitar/sekeliling bentuk yang anda inginkan
4. Teknik Arsir
Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.
Teknik mengambar arsir lebih menekankan pada kekauatan garis (stroke). Dilakukan berulang-ulang secara sejajar maupun tumpang berpotongan, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan gelap. Atau dapat dilakukan secara sejajar dengan memperhatikan kerapatannya saja, apabila dilakukan dengan rapat menyebabkan kesan gelap dan sebaliknya. Atau menggunakan tekanan yang ringan dan kuat dilakukan secara diulang-ulang. Alat yang digunakan biasanya pensil, spidol, crayon, konte, kapur, arang, dll.
5. Teknik Aquarel (Sapuan Basah)
Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. Teknik menggambar ini menggunakan media basah agar supaya menghasilkan warna yang transparan. Kertas gambar sebelum dilakukna proses menggambar paling bagus yang harus dibasahi agar cat cepat menyebar. Atau dibuat lembab.
Alat yang cocok adalah menggunakan kuas. Dilakukan secara berulang-ulang dan menumpuk agar menghasilkan warna tua atau gelap. Teknik menggambar yang satu ini memang membutuhkan kemampuan khusus dalam penguasaan alat kuas. Gambar dari teknik ini memiliki karakter khusus dan karena bahan warnanya cat air atau acrylik maka warna yang dihasilkan memeng tampak cemerlang kalau dibandingkan crayon.
1. Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek yang sederhana tetapi cukup menarik. Pointilisme(titik) adalah teknik lukisan di mana tersusun/terbentuk dari titik kecil, titik-titik yang berbeda dari warna diterapkan dalam pola untuk membentuk sebuah gambar
Teknik melukis yang digunakan untuk warna pointillist pencampuran dengan mengorbankan dari sapuan kuas tradisional yang digunakan untuk menggambarkan tekstur .
Mayoritas pointilisme dilakukan dalam cat minyak. Apa saja dapat digunakan sebenarnya, misalnya drawing pen, tetapi minyak yang lebih disukai.
2. Teknik Dussel (Gosok)
Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
Teknik menggambar ini menggunakan bantuan kapas atau alat khusus yang berupa gulungan kertas (bentuknya mirip pensil), bahkan jari-jari kitapun dapat digunakan untuk teknik menggambar yang satu ini. Pada teknik ini stroke/garis akan dihilangkan atau dihaluskan dengan cara digosok-gosok (dusel). Yang paling cocok untuk teknik menggambar ini adalah menggunakan jenis pensil yang lunak ( 2B ke atas) atau konte dan krayon. Perhatikan gambar dibawah ini!
3. Teknik Siluet (Blok)
Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan balok.Gambar yang dibuat dengan bentuk menyeluruh secara blok pada bentuk yang diinginkan/disekitarnya. Teknik siluet ada 2 macam, yaitu :
1. Siluet Positif
menggambar dengan memberikan warna/blok pada bentuk yang diinginkan
2. Siluet Negatif
menggambar dengan memberikan warna/blok di sekitar/sekeliling bentuk yang anda inginkan
4. Teknik Arsir
Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.
Teknik mengambar arsir lebih menekankan pada kekauatan garis (stroke). Dilakukan berulang-ulang secara sejajar maupun tumpang berpotongan, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan gelap. Atau dapat dilakukan secara sejajar dengan memperhatikan kerapatannya saja, apabila dilakukan dengan rapat menyebabkan kesan gelap dan sebaliknya. Atau menggunakan tekanan yang ringan dan kuat dilakukan secara diulang-ulang. Alat yang digunakan biasanya pensil, spidol, crayon, konte, kapur, arang, dll.
5. Teknik Aquarel (Sapuan Basah)
Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. Teknik menggambar ini menggunakan media basah agar supaya menghasilkan warna yang transparan. Kertas gambar sebelum dilakukna proses menggambar paling bagus yang harus dibasahi agar cat cepat menyebar. Atau dibuat lembab.
Alat yang cocok adalah menggunakan kuas. Dilakukan secara berulang-ulang dan menumpuk agar menghasilkan warna tua atau gelap. Teknik menggambar yang satu ini memang membutuhkan kemampuan khusus dalam penguasaan alat kuas. Gambar dari teknik ini memiliki karakter khusus dan karena bahan warnanya cat air atau acrylik maka warna yang dihasilkan memeng tampak cemerlang kalau dibandingkan crayon.
Langganan:
Postingan (Atom)
Apresiasi Karya Seni
Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan 1. Pengertian...
-
Menggambar dan Mewarnai dengan Caryon Teknik Menggambar.. . 1. Awali dulu dengan menemukan konsep yang tepat dan gambaran kasar hasi...
-
Tujuan dan Fungsi Seni Rupa Fungsi Seni Rupa : 1. Fungsi Religi/Keagamaan Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh ...
-
Mural Definisi dan Perkembangannya: Definisi Mural . Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang memiliki arti ...