Rabu, 11 Desember 2019

Apresiasi Karya Seni

Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan

A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan

1. Pengertian Apresiasi
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi, dan
menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.
a. Nilai Bentuk
Berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi atau disebut juga nilai intrinsik. Misalnya, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan nada gelap terang.
b. Nilai Isi
Nilai isi disebut pula nilai ekstrinsik dan sifatnya nonfisik karena berada di balik wujud karya. Seorang pengamat setelah mengamati nilai-nilai fisik akan menangkap isi atau pesan perupa yang terdapat pada karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan, tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.

2. Apresiasi Karya Seni Rupa
a. Pendekatan mimetik
Sebuah karya dinilai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam.
b. Pendekatan Ekspresif
Menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan dalam karya.
c. Pendekatan Struktural
Dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya.
d. Pendekatan Semiotik
Dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang perupa kepada penikmatnya.

3. Menilai Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
a. Pakaian
b. Perhiasan
c. Senjata
d. Topeng dan wayang
e. Kemasan
f. Alat transportasi
g. Bangunan
h. Peralatan rumah tangga
i. Benda ritual
j. Alat musik


B. Sikap Apresiatif terhadap Keunikan Karya Seni Rupa Terapan


1. Kritik Seni
Kegiatn kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni.
Cara memberi komentar kritik terhadap karya seni, antara lain:
a. Pemaparan
b. Uraian kebetulan (formal)
c. Penafsiran arti atau makna
d. Penilaian
Kritik seni terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Kritik Jurnalistik
b. Kritik ilmiah
c. Kritik Populer
d. Kritik Pedagogik

C. Merancang dan Membuat Karya Seni Rupa Terapan
1. Seni Keramik
Keramik berasal dari kata kramos bahasa yunani yang berarti “lempung yang dibakar”. Para perupa media keramik di Indonesia pada umumnya berlatar belakangakademi seni rupa, seperti Hilda Sumantri, Hendrawan Riyanto, Suyatna, F. Widyanto, Noor Sudiati, dan Asmudjo.
2. Jenis Keramik
Berdasarkan perbedaan komposisi bahan dan suhu pembakarannya.
a. Gerabah lunak atau earthenware
b. Jenis stoneware
c. Porselen atau porcelain
3. Media dan Teknik Seni Keramik
Teknik membuat keramik terdiri atas:
a. Dipijit atau pinching
b. Paduan bilahan/irisan atau slabbing
c. Dibuat dari paduan bentuk pilin/tali coiling
d. Dicetak tekan atau molding
e. Dicor atau casting

D. Menyiapkan Pameran Karya Seni Rupa
1. Tujuan dan Fungsi Pameran
a. Pameran berfungsi sebagai sarana apresiasi
b. Sebagai sarana edukasi
c. Sebagai sarana rekreasi
d. Sebagai sarana prestasi
2. Waktu Penyelenggaraan pameran
a. Pameran rutin
b. Pameran incidental
3. Tempat Penyelenggaraan Pameran
a. Pameran di dalam ruangan (indoor exhibition)
b. Pameran di luar ruangan (outdoor exhibition)
4. Penyelenggara pameran
a. Menentukan tema pameran
b. Menentukan rencana kegiatan
c. Menyusun program pameran
5. Lingkup pameran
6. Jenis pameran

E. Menata Pameran karya Seni Rupa
1. Tata letak karya (display)
2. Tata cahaya (lighting)
3. Sirkulasi pengunjung

Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?id=175163979177372&story_fbid=1028173863876375

Selasa, 10 Desember 2019

Jenis-Jenis Pensil

Alat tulis satu ini memang kebanyakan digunakan sebagai alat gambar, walaupun penggunaannya sebagai alat tulis banyak digunakan di berbagai aktivitas seperti di sekolah, perkantoran hingga pemerintahan. Pensil merupakan kebutuhan utama dan pelengkap material bagi para pelaku seni atau biasa kita sebut seniman.

1. Pensil Grafit Standar (Standard Graphite Pencils)

Jika kamu tertarik untuk mulai menggambar, tentu saja pensil yang paling umum digunakan adalah pensil grafit standar, yang memiliki tipe kepadatan yang berbeda yaitu lunak, sedang, dan keras.

a. Lunak, semakin lunak kepadatannya maka semakin pekat warna hitamnya yang ditandai dengan semakin besarnya angka di depan huruf B (Black). Jenis pensil ini ditandai dengan kode-kode seperti 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B, 8B, dan 9B.

b. Sedang, tidak begitu keras dan tidak begitu lunak. Jenis pensi ini ditandai degan kode-kode seperti B (Black), HB (Half Back), F (Firm), H (Hard), 2H, dan 3H.

c. Keras, pensil dengan kepadatan yang keras dengan efek warna yang tidak begitu gelap, cenderung memiliki warna abu-abu. Jenis ini ditandai dengan kode-kode seperti 4H, 5H, 6H, 7H, 8H, dan 9H.

Pensil grafit standar sangat cocok digunakan untuk sketsa awal dan untuk pekerjaan atau gambar-gambar yang membutuhkan detail yang tepat. Pensil jenis ini telah berevolusi menjadi berbagai macam bentuk yang berbeda, dan tentu saja fungsinya pun telah meningkat di berbagai aspek yang memudahkan kamu menggunakannya dalam kebutuhan sehari-hari.

2. Pensil Grafit Stik (Graphite Stick Pencils)

Pensil grafit stik ini terbuat dari campuran bubuk grafit dan lempung (atau tanah liat) yang telah dikompresi dengan suhu tinggi yang solid. Jumlah lempung lah yang menentukan tingkat kekerasan pada grafit stik. Sekarang ini pensil grafit stik tersedia dalam berbagai bentuk yang bervariasi seperti balok atau yang meniru bentuk dan ukuran pensil standar, dengan ujung dibuat meruncing.
Pensil mekanik yang kamu gunakan isinya adalah grafit stik ini yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran pensil mekanik itu sendiri. Biasanya pensil grafit stik dilapisi plastik pelindung supaya tangan kamu tidak kotor saat menggunakannya.
Pensil ini bisa membuat garis yang lebih tipis ataupun lebih tebal dibandingkan dengan pensil grafit standar. Jenis pensil ini cocok digunakan untuk membuat bayangan dan sisi atau arsiran gelap dalam skala besar pada kertas gambar. Keuntungan lainnya menggunakan pensil ini adalah kamu dapat membuat goresan, dan garis-garis gelap yang khas dengan mudah.

3. Pensil Conte

Merupakan media gambar pensil yang terbuat dari bubuk grafit atau arang yang dikompres dan dicampur dengan lilin atau dasar lempung. Teknik menggambar dengan pensil ini banyak sekali macamnya, lho.
Di antaranya, Pensil Conte lebih banyak digunakan untuk tanda ekspresif dan dramatis pada gambar. Dapat juga digunakan pada kanvas siap pakai untuk gambar dasar sebuah lukisan. Selain dalam bentuk pensil, conte juga tersedia dalam bentuk stik conte dan crayon conte. 

4. Pensil Charcoal

Pensil ini menghasilkan warna yang lebih hitam dibandingkan dengan pensil grafit. Mirip dengan conte, hanya saja cenderung mudah hancur dengan tekstur yang dihasilkan lebih kasar, sehingga bagus digunakan untuk impressionist drawings seperti arsiran dan sketsa cepat.
Pensil charcoal termasuk kedalam pensil serbaguna sebagai alat gambar karena bisa membuat bermacam-macam efek pada gambar kamu. Mulai dari garis hingga goresan atau coretan yang tebal yang membuat gambar kamu terkesan tegas.
Namun, untuk kamu yang baru mulai menggunakan pensil jenis ini akan terasa sulit untuk dikontrol dengan hasil yang terkadang terlihat berantakan, tetapi dengan memvariasikan tekanan saat menggambar, kamu dapat mengatur ketebalan dan teksturnya.

5. Pensil Dermatograph

Pensil Dermatograph tidak seperti pensil konvensional lainnya, karena inti komposit sebagian besar terdiri dari lilin. Hal ini memungkinkan untuk menunjukkan karakteristik yang mirip dengan crayon saat menggambar.
Pensil ini juga memiliki beberapa warna dasar, yang unik adalah inti pensil dililit dengan kertas linting yang melilit menjadi bentuk pensil. Jenis pensil ini tidak dapat diraut dengan rautan konvensional, kamu hanya perlu menarik benang ke arah bawah pensil dan melepas lintingan kertas untuk merautnya. 

6. Pensil Warna

Pensil warna adalah pensil yang memiliki inti pigmen berwarna dan casing pelindung yang terbuat dari kayu. Inti dari sebagian besar pensil warna terbuat dari lilin, pigmen, aditif, dan bahan pengikat. Ada pula pensil warna lainnya yang berbasis minyak, larut dalam air dan beberapa bahkan mekanik.

Pensil warna yang digunakan di sekolah memiliki kualitas lebih rendah bila dibandingkan dengan pensil warna yang artistik. Pensil warna siswa terbuat dari pigmen berkualitas rendah dengan ketahanan lebih rendah. Walaupun tidak memiliki karakteristik yang ditentukan seperti kelas artistik, jenis ini lebih cocok untuk pemula karena bisa dihapus.

7. Watercolor Pencil

Pensil cat air atau yang lebih sering disebut watercolor pencil adalah pensil yang larut dalam air. Pensil ini adalah jenis pensil yang dapat berfungsi sebagai cat air jika digunakan bersamaan dengan kuas basah. Jangan salah, pensil ini juga bisa kamu gunakan kering seperti pensil warna standar.
Watercolor pencil juga dapat dicampur penggunaannya dengan pensil warna standar untuk menambah vibrant warna saat membuat sketsa atau menggambar. Pensil jenis ini sangat cocok untuk rancangan media campuran yang menyertakan watercolor paints dan acrylics.

Sumber : https://www.google.com/amp/s/bacaterus.com/jenis-jenis-pensil-gambar/amp/

Doodle Art

Pengertian
Doodle adalah gambar yang dibuat saat perhatian seseorang didekati. Doodle adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi konkret atau hanya terdiri dari garis acak dan abstrak, umumnya tanpa pernah mengangkat perangkat gambar dari kertas, dalam hal ini biasanya disebut "coretan".
Sebuah doodle adalah gambar tidak fokus atau tidak sadar dibuat saat perhatian seseorang jika tidak ditempati. Doodles adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi beton atau mungkin hanya bentuk-bentuk abstrak. Doodle Art sendiri adalah suatu gaya menggambar dengan cara mencoret, terlihat abstract, ada yang tidak bermakna juga ada yang bermakna, terkadang karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar namun terlihat unik dan menarik.
Contoh stereotip mencoret-coret ditemukan di notebook sekolah, sering di margin, ditarik oleh siswa melamun atau kehilangan minat dalam kelas. Contoh umum lain dari corat-coret yang dihasilkan selama percakapan telepon panjang jika sebuah pena dan kertas yang tersedia.
Sekarang Doodle art semakin berkembang, bentuknya yang abstract dan memiliki keunikkan tersendiri membuat pelakonnya semakin bertambah dari hari ke hari. Bahkan tanpa disadari kita sering menghasilkan karya doodle, contohnya coretan dikelas  adalah doodle art.
Doodle art adalah sarana berkarya dan berkreatifitas yang murah lagi meriah. Tidak perlu kertas khusus seperti kanvas, di bungkus rokok sekalipun bisa dilakukan. Semua kembali ke pelakon doodle art itu sendiri dalam memilih peralatan dan gaya doodling yang nyaman bagi dirinya. Doodle art termasuk juga kedalam seni rupa 2 dimensi, dan termasuk kedalam seni desain grafis yang menarik.
Sejarah Doodle Art
Kata doodle pertama kali muncul pada awal abad ke-17 berarti bodoh atau bodoh. Ini mungkin berasal dari Jerman atau Nudeltopf Dusseldorf, berarti bodoh atau mie (harfiah”minum-minum”).
Makna “bodoh, bodoh” yang dimaksud dalam judul lagu “Yankee Doodle”, awalnya dinyanyikan oleh pasukan kolonial Inggris sebelum Perang Revolusi Amerika. Ini juga merupakan asal dari kata kerja abad kedelapan belas dini untuk mencoret-coret, yang berarti “untuk menipu atau membodohi”. Arti modern muncul pada 1930-an baik dari makna ini atau dari kata kerja “untuk berlama-lama”, yang sejak abad XVII telah memiliki makna membuang-buang waktu atau karena malas.
Dalam film Mr Deeds Goes to Town, Mr Deeds menyebutkan bahwa “doodle” adalah kata yang dibuat untuk menggambarkan coretan untuk membantu seseorang berpikir. Menurut track DVD komentar audio, kata yang digunakan dalam pengertian ini diciptakan oleh penulis skenario Robert Riskin.
Doodle Art juga memiliki sejarahnya. Tahu kan coret-coretan yang terdapat di gua-gua jama dulu? itu salah satu gaya doodle art tertua, bahkan sebelum orang mengenal tulisan, dimana doodling dijadikan alat untuk menceritakan sebuah kisah turun temurun.
Sumber : https://doodleartscience.wordpress.com/sejarah-doodle-art/

Alat dan Bahan Seni Mural

Alat dan Bahan
Berikut ini adalah beberapa bahan dan peralatan yang biasa digunakan dalam pembuatan mural.

1. Cat dasar / primer
Pada dinding dengan kondisi tertentu membutuhkan pengecatan dengan cat dasar sebelum aplikasi mural, misalnya pada dinding lama yang lembab atau plesteran dinding baru yang belum di cat. Kecuali bila konsep lukisannya memang tidak memerlukan pengecatan dasar, misalnya ingin mempertahankan tampilan dinding yang sudah ada.

2. Cat lukis (water based/oil based)
Bahan cat yang dipergunakan dalam pembuatan mural dapat bervariasi tergantung kebutuhan atau efek yang ingin didapatkan.  Mural dapat dibuat dengan cat minyak khusus lukis maupun cat dinding yang berbahan dasar air. Secara pribadi Papalago lebih menyukai menggunakan cat tembok acrylic yang berbahan dasar air. Selain mudah diaplikasikan, pilihan warnanya pun banyak.

3. Cat pelapis / clear coating
Untuk menghasilkan mural dengan daya tahan lebih baik terhadap cuaca atau sentuhan, lukisan dinding dapat dilapis dengan cat pelapis. Biasanya cat pelapis bening atau clear coating mempunyai pilihan hasil akhir yang mengkilap atau tidak mengkilap.

4. Pengencer cat (thinner / air)
Pengencer cat berbahan dasar minyak seperti thinner dibutuhkan untuk mempermudah aplikasi cat pada media lukis. Untuk cat berbahan dasar air, cukup diencerkan dengan mencampurkan air sesuai kebutuhan, apakah akan diaplikasikan menggunakan kuas, roller atau disemprotkan menggunakan spraygun. 

5. Kuas/roller/spraygun
Umumnya mural dibuat dengan menggunakan peralatan seperti kuas, roller cat dan spraygun atau pena airbrush.

6. Wadah air/thinner/cat
Persiapkan beberapa wadah untuk menampung thinner atau air untuk mengencerkan cat serta membersihkan peralatan setelah pembuatan mural. Wadah apa pun bisa digunakan, dari mulai ember air sampai botol atau gelas air mineral.

7. Masking tape
Masking tape sangat berguna untuk membatasi bidang yang tidak ingin terkena cat.  Dapat pula dipergunakan untuk membentuk pola mural tertentu. Beberapa masking tape yang ada di pasaran daya rekatnya sangat kuat, berhati-hatilah dalam menggunakannya karena jika salah pengaplikasian dapat menyebabkan lapisan cat dibawahnya terkelupas.

Sumber : https://muralpapalago.blogspot.com/p/blog-page_21.html?m=1


Senin Mural

Pengertian Seni Mural
Pengertian mural menurut bahasa yaitu mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus” yang berarti dinding. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau media luas lainnya yang bersifat permanen.
Jadi secara singkat seni mural adalah lukisan atau gambar apapun yang dibuat pada media permanen seperti lantai, meja, langit-langit itu juga termasuk ke dalam mural.
Sejarah Seni Mural
Seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari sejarah mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa prasejarah.
Pada masa itu terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gua di Lascaux yaitu daerah Selatan Prancis. Mural yang dibuat pada masa prasejarah tersebut menggunakan sari buah sebagai cat air (karena pada masa prasejarah belum ada cat).
Pada masa prasejarah, negara yang paling banyak memiliki lukisan dinding atau mural tidak lain yaitu Prancis. Salah satu mural atau lukisan dinding yang paling terkenal pada saat itu yaitu mural karya Pablo Picasso.
Pablo Picasso membuat sebuah mural yang dinamakan Guernica atau Guernica y Luno. Mural ini dibuat pada saat terjadinya peristiwa perang sipil di Spanyol pada tahun 1937.
Tujuan dibuatnya mural ini yaitu untuk memperingati peristiwa pengeboman oleh tentara Jerman yang terjadi di sebuah desa kecil dimana kebanyakan diantara mereka yaitu masyarakat Spanyol.
Perbedaan Mural dengan Grafiti
Banyak diantara kita yang masih bingung apa perbedaan mural dan graffiti. Jika dilihat secara media, biasanya mural dan graffiti memang sering dibuat di atas media dinding.
Khususnya di jalanan, mungkin banyak diantara kalian yang melihat lukisan dinding dengan berbagai macam karakter atau pun bentuk tulisan lainnya.
Lalu, apa perbedaan dari mural dan graffiti?
Sebelum kita membandingkan mural dan graffiti, akan lebih baik jika kita sama-sama mengetahui apa arti atau pengertian daripada Graffiti.
Graffiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu.
Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.
Jadi, perbedaan mural dengan graffiti yaitu jika mural gambar yang dibuat lebih bebas dan luas, sedangkan untuk graffiti berupa tulisan atau kata-kata. Dan biasanya untuk jaman sekarang graffiti lebih sering dibuat dengan menggunakan cat semprot.
Sumber : https://www.imural.id/blog/pengertian-mural/

Jenis Corak Patung dan Medianya

Jenis-Jenis Corak Patung
Jika dilihat berdasarkan perwujudan dari seni patung modern saat ini, maka ada tiga corak, yang diharapkan:
Sebuah. Corak Imitatif
Yaitu tiruan dari makhulk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan). Dalam perwujudan seni patungnya sesuai dengan bentuk fisik baik itu segi anatomi, komposisi, dan geraknya.
b. Corak Deformatif
Yaitu corak yang telah mengubah banyak perubahan dari tiruan yang disampaikan, diubah menjadi yang baru sesuai dengan pembuatnya.
c. Corak Non-Figuratif / Abstrak
Yaitu corak yang sudah banyak meninggalkan bentuk yang terlihat untuk perwujudan patungnya. Corak Non Figuratif dapat digerakkan oleh aliran kontruksi.
Media dan Teknik Membuat Patung
1. Bahan Lunak
Yaitu bahan untuk membuat patung yang memiliki tekstur empuk sehingga mudah di bentuk. Contohnya seperti tanah liat, tanah liat, plastisin, sabun, dll.
2. Bahan sedang
Yaitu bahan untuk membuat patung yang teksturnya tidak terlalu keras seperti kayu, misalnya seperti kayu mahoni, randu, waru, dll.
3. Bahan keras
Yaitu bahan untuk membuat patung yang keras dan rumit, umunya terbuat dari batu, tetapi ada juga dari jenis kayu tertentu. Contohnya seperti batu granit, batu marmer, batu andesit, kayu jati, kayu sonokeling, dll.
Beberapa alat yang digunakan dalam membuat seni patung
1. Butsir
Yaitu alat bantu yang berguna untuk mengurangi atau menambah bahan untuk membuat patung sehingga menjadi bentuk yang diinginkan. Butsir umumnya digunakan untuk membuat patung dari bahan yang bebas.
2. Meja putar
Yaitu meja yang dapat diputar untuk membuat patung, fungsinya untuk mengontrol dan mengatur saat membuat dari segala Arah. Biasa digunakan untuk membuat patung tanah liat.
3. Pahat
Yaitu alat yang digunakan untuk memahat dan mengukir, alat ini berguna untuk mengurangi bahan. Umunya ada dua jenis alat pahat, untuk mengukir kayu dan untuk memahat batu.
4. Palu
Yaitu alat pelengkap dalam memahat, dapat menghasilkan tenaga mendorong pada alat pahat membuat bahan dasar dapat dibuat sesuai keinginan.
5. Cetakan,
Yaitu alat yang digunakan untuk membuat karya seni patung yang dibuat dari bahan cair.
6. Kakatua
Yaitu alat bantu yang dibuat dari besi, bentuknya seperti paruh burung kakaktua. Berfungsi untuk mengencangkan ikatan kawat dan juga untuk mendorong kawat.
7. Sendok adonan
Yaitu alat yang digunakan untuk mengambil adonan dan menempelkannya ke disimpan patung.
Teknik membuat patung
1. Membutsir
Merupakan teknik yang menggunakan cara memijit, menambah, dan mengurangi bahan untuk membuat patung, diselesaikan dengan alat yang disebut Butsir. Bahan yang digunakan biasanya lunak dan mudah di bentuk. Misalnya seperti bahan tanah liat, tanah liat, plastisin, dll.
2. Memahat
Merupakan teknik dalam membuat patung dengan cara mengurangi bahan. Selain menggunakan alat Pahat biasanya dilengkapi dengan alat lain yang mendukung dlam membuat patung seperti palu, gergaji, dsb. Bahan yang digunakan tekstur keras misalnya batu granit, batu marmer, batu andesit, kayu jati, dll.
3. Teknik cor
Merupakan tejnik yang menggunakan bahan semen dan pasir, setelah di cairkan lalu di tuangkan pada cetakan dan di biarkan hingga mengeras. Selain menggunakan semen dan pasir, dapat juga menggunakan besi, perunggu, perak, dsb yang sudah di lelehkan lalu di tuangkan pada cetakan khusus.

Sumber : http://www.pengertianku.net/2019/03/pengertian-seni-patung-fungsi-jenis-bentuk-contoh-dan-teknik-membuatnya.html

Sabtu, 07 Desember 2019

Jenis dan Teknik dalam Seni Patung

Jenis-jenis seni patung dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu berdasarkan bentuk serta jenisnya. Berikut penjelasannya :

1. Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya , seni patung terbagi menjadi dua jenis yaitu :
  • Figuratif. Jenis patung figuratif adalah patung yang dibentuk dengan meniru bentuk yang ada dalam kehidupan nyata. Contohnya seperti bentuk  manusia, bentuk hewan, atau bentuk tumbuhan yang di buat sedemikian menyerupai bentuk aslinya.
  • Non Figuratif. Jenis non figuratif merupakan jenis patung yang bentuknya tidak menyerupai bentuk aslinya. Patung jenis ini biasanya hanya menampilkan garis, lekukan atau bagian tertentu dari suatu objek.

2. Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya, seni patung terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
  • Zonde Bosse. Patung jenis Zonde Bosse ini merupakan bentuk patung yang  berdiri sendiri (kanan kirinya lepas) dan tidak menempel pada satu sisi.
  • Relief. Patung jenis relief merupakan patung yang menempel pada permukaan dinding. Biasanya patung relief ini menceritakan adegan penting yang terdapat dalam suatu cerita

Teknik- Teknik dalam Mematung 


1. Teknik Butsir

Butsir merupakan salah satu teknik pembuatan patung dengan cara mengurangi bahan lunak seperti tanah liat,gips malam dan  bahan yang berstruktur lunak lainnya sehingga tercipta karya patung yang memiliki nilai estetika.

2. Teknik Modeling

Modeling merupakan teknik dalam membuat patung dengan cara membuat model terlebih dahulu dan setelah itu dibentuk patung sebenarnya.

3. Teknik Merakit Atau Cor

Teknik ini biasanya digunakan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar logam. Pembuatan diawali dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk rupa patungnya.

4. Teknik Merakit

Teknik ini hampir mirip dengan permainan puzzle, yaitu dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian merangkainya.

5. Teknik Membentuk

Teknik ini merupakan teknik pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap sehingga tercipta patung yang diinginkan. Dalam teknik ini lebih membutuhkan ketelitian dari senimannya. Tetapi kualitas patung yang diperoleh biasanya lebih bagus karena menggunakan perasaan atau feeling dalam membentuknya.

6. Teknik Pahat

Teknik pahat biasanya dilakukan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar keras seperti kayu, tulang, batu ganit, batu granit dan bahan dasar yang berstruktur keras lainnya dengan cara mengurangi bagian-bagian tertentu pada bahan dasar hingga membentuk patung yang diinginkan.

Sumber : https://www.romadecade.org/seni-patung/

Seni Patung


Pengertian Seni Patung

Pengertian seni patung adalah hasil ekspresi jiwa manusia yang dibuat dalam bentuk tiga dimensi, yang bertujuan untuk menampilkan nilai estetika/keindahan.
Seni patung memiliki berbagai ukuran mulai dari kecil hingga besar. Biasanya, patung ukuran kecil dijadikan sebagai hiasan rumah, sedangkan patung ukuran besar di pajang di jalan besar dan dikenal dengan monumen
Pengertian Seni Patung Menurut Para Ahli
Pengertian seni patung menurut Mikke Susanto, seni patung merupakan hasil karya tiga dimensi yang dibuat dengan cara mengurangi bahan atau membuat modelnya terlebih dahulu dengan teknik cetak atau cor. Untuk di Indonesia sendiri, seni patung sudah dikenal sejak zaman prasejarah dan terus berkembang hingga sekarang.
Berbagai macam bentuk dan ukuran patung bisa ditemui di Indonesia. Jenis dan bahan dasar pembuatan patung juga beragam, ada yang terbuat dari bahan yang lunak seperti kayu, tanah liat dan semen hingga bahan dengan struktur yang keras seperti batu dan logam.
Pengertian seni patung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benda yang sengaja dipahat untuk meniru bentuk manusia atau hewan.
Pengertian seni patung menurut B. S Mayers adalah karya tiga dimensi yang berdiri sendiri dan dapat dilihat dari segi manapun.

Sejarah Seni Patung

Perkembangan seni patung di Indonesia berhubungan erat dengan perkembangan seni ukir. Kabarnya, bangsa Indonesia telah mengenal seni ukir pada tahun 1500 SM. Saat itu, nenek moyang mengukir kapak batu dengan menggunakan bahan dan peralatan yang sangat sederhana. Motif yang dibuat hanya berupa garis, titik atau lengkungan.
Seni ukir mengalami perkembangan pada tahun 500-300 SM. Masyarakat mulai menggunakan bahan perunggu, emas dan perak untuk diukir. Mereka bahkan mengenal teknik cor sehingga motif ukiran yang dihasilkan mulai banyak dan beragam.
Sejak masuknya agama Hindu, Budha dan Islam ke Indonesia, seni ukir langsung mengalami perkembangan pesat. Banyak yang membuat ukiran pada candi dan prasasti sebagai bentuk penghormatan pada Raja. Tak hanya itu saja, ukiran juga dilakukan pada keris, tombak, batu nisan dan alat-alat kesenian. Pada zaman inilah, masyarakat lalu mengenal seni pahat atau seni patung.

Sumber : https://www.pelajaran.co.id/2019/22/seni-patung.html
https://www.romadecade.org/seni-patung/

Rabu, 04 Desember 2019

Kaligrafi

Kaligrafi Adalah suatu corak Tulisan Bermotif atau bentuk seni menulis indah dan merupakan Sebuah keterampilan tangan
Kaligrafi Banyak Yang Menyamakan Dengan Tulisan tulisan Arab. Padahal tidak. Semua tulisan tangan yang indah Dan Rapih bisa juga disebut kaligrafi. Mungkin karena bahasa indonesia yang tidak mempunyai keaksaraan yang kuat, sehingga tulisan indah dalam bahasa Indonesia hampir tidak ada
Seni Kaligrafi Adalah seni menulis indah yang dibentuk dengan mengutamakan keindahan yang terdapat pada bentuk huruf yang telah di modifikasi atau di gayakan sehingga mempunyai nilai estetika.
Ini artinya kaligrafi berkaitan dengan teknik atau seni. Lebih jauh, Yaqut al-Musta simi, seorang kaligrafer pada masa akhir Daulah Abbasiyah, menekankan fungsi kaligrafi bagi jiwa. Ia menyebut, “Kaligrafi (khat) adalah seni arsitektur rohani yang tampak melalui bentuk jasmani. Dengan kata lain khat berkaitan dengan kehalusan jiwa dan rohani.
Bagi orang yang memandang karya kaligrafi, tulisan indah dapat memberikan sentuhan halus, menanamkan apresiasi bagi sebuah ketekunan dan keterampilan. Lebih jauh lagi, bagi yang benar-benar menghayati, setiap tarikan garis identik dengan tarikan napas dalam kehidupan. Ketekunan, ketelitian atau ketelatenan, membentuk jiwa yang kokoh, menghargai ketekunan itu pun juga dapat mengokohkan jiwa.
Macam-Macam Huruf Kaligrafi
  1. Huruf Hijaiyah ( Arab )
  2. Huruf Latin
  3. Huruf Cina
  4. Huruf Jepang
  5. Huruf India
  6. Huruf Sansekerta Atau Huruf Jawa

4 Contoh Gaya Tulis Kaligrafi Dan Penjelasan nya
1.Kufi
Gaya Tulis Kaligrafi Kufi Banyak Digunakan untuk Menyalin Al-QuranDan Gaya Tulis Kufi Ini Model Penulisan Paling Tua Di Antara Semua Gaya Tulis Kaligrafi
2. Nastaliq
Disebut Nastaliq Karna Gaya Tulisan Ini Fungsinya mirip Dengan Nashki Yaitu Sebagai Tulisan Standar Buku Buku Pengetahuan (sampai saat ini buku buku pengetahuan bahasa persia masih Menggunakan Gaya Tulisan ini)
Untuk Menguasai Tulisan Ini Pun Tidak Mudah , Perlu Latihan Lama Agar Bisa Menguasai Gaya Tulis Ini , Dan Terkadang membutuhkan 2 Mata pena Karna Satu Huruf Memiliki Ketebalan Yang Berbeda
3. Tsuluts
Seperti Gaya Tulis Kufi , Gaya Tsuluts Di Perkenalkan Oleh Seorang Menteri Bernama Ibnu Muqlah , Gaya Tulis Tsuluts Sangat Ornamental , Memiliki Banyak Hiasan Dan Mudah Di Bentuk
4. Nashki
Gaya Tulis Nashki Di perkenalkan oleh Seorang Kaligrafer Yang Bernama Imam Muqlah Di Abad ke-10 , Gaya Tulis Nashki Sering Digunakan Oleh Umat Islam untuk Menulis Naskah Keagamaan Maupun Tulisan Sehari
Alat-Alat Lukis Untuk Membuat Kaligrafi
1.Kuas
2.Palet
3.Alat Pembersih Kuas
4.Pisau Palet
5.Easel
6.Macam Macam Cat / Tinta

Sumber : https://medium.com/@salfarizi196/apa-itu-kaligrafi-22fab01d7b19

Rabu, 09 Oktober 2019

Alat-Alat Menggambar

Sumber daya alam yang ada di bumi ini memang luar biasa sekali ya teman-teman. Benda-benda seperti batu tulis, styli logam, arang, kapur, bahkan pahat. dan berlian pun bisa digunakan untuk menggambar.

Wah keren ya, ternyata alat untuk menggambar tidak hanya sekadar pensil, cat air, krayon, atau pensil warna. Biar lebih jelas lagi, ini dia penjelasan tentang 7 alat menggambar yang jarang kita ketahui.

1. Arang
Arang merupakan potongan kayu yang dibakar telah digunakan sejak era seni Prasejarah, ketika seniman paleolitik menghasilkan lukisan gua yang menakjubkan yang dapat ditemukan di Chauvet, Lascaux, dan Altamira.

Tradisi ini dipelihara oleh Old Masters, yang gambar arang persiapan untuk lukisan mural, panel, dan bahkan lukisan miniatur kadang-kadang dapat dilihat di bawah pigmen. Menggambar arang biasanya memberikan stroke (ketebalan garis) yang berpori dan tidak terlalu melekat.

Pensil arang runcing bisa menghasilkan garis yang sangat tipis. Bahkan jika menggunakan selebaran di permukaan, ia menciptakan bidang yang kencang. Menggosok dan mencoreng garis arang menghasilkan bayangan menengah yang redup dan transisi yang halus.

Karena sedikit perekatnya, arang sangat ideal untuk sketsa korektif, namun jika gambarnya harus dilestarikan, perlu dilindungi oleh fiksatif.

2. Kapur
Sejak awal abad ke-16, kapur batu, seperti yang ditemukan di alam, telah menjadi semakin populer dalam gambar seni. Sebagai bahan alami, kapur alumina memiliki berbagai tingkat kekerasan, sehingga stroke bervariasi dari sedikit granular (berpasir) hingga homogen padat dan halus.

Pencarian untuk kualitas seragam telah menyebabkan produksi kapur khusus untuk menggambar; yaitu kapur, yang setelah dilumatkan, dicuci, dan dibentuk menjadi tongkat yang nyaman, memungkinkan stroke yang lebih lembut, lebih teratur dan juga bebas dari partikel berpasir.

3. Pastel
Menggambar dengan pastel dapat menjadikan penyempurnaan warna yang lebih baik, ia terbuat dari bubuk pigmen dicampur dengan jumlah minimum pengikat non-berminyak. Ketika warna diterapkan pada kertas, mereka selalu terlihat segar dan cerah. Warna pastel dapat diterapkan dalam teknik linear langsung dengan krayon, atau ke area kertas langsung dengan jari-jari.

4. Titik Logam
Teknik titik logam telah digunakan dalam penulisan dan penggambaran sejak zaman dahulu, sehingga diperlukan sedikit imajinasi untuk menggunakannya juga dalam menggambar. Seniman menggunakan alat ramping (batang atau stylus) dari logam lunak murni, seperti timbal, perak, timah, tembaga serta berbagai paduan timbal dan timah.

Bahan yang paling umum digunakan adalah timbal lunak, yang bila digunakan pada permukaan halus menghasilkan garis abu-abu pucat; warnanya tidak sangat kuat, mudah dihapus, dan ideal untuk sketsa persiapan.

5. Titik Grafit
Pada akhir abad ke-16, sebuah media gambar baru muncul dan dengan cepat mengganti metalpoint untuk membuat sketsa dan menggambar awal. Dikenal sebagai titik grafit – atau “timbal Spanyol” sesuai tempat asalnya – medium gambar ini menarik popularitas yang meluas, walaupun karena konsistensi lembutnya, digunakan terutama untuk sketsa persiapan, bukan gambar otonom.

6. Menggambar dengan Pena
Fungsi pena tetap hampir tidak berubah selama beberapa ribu tahun. Efek kapiler dari ujung perpecahan, berlaku cairan gambar ke permukaan tanah (awalnya perkamen, papirus, vellum, tetapi sejak Abad Pertengahan Akhir, hampir secara eksklusif kertas) dalam berbagai jumlah tergantung pada saturasi pena dan tekanan yang diberikan oleh tangan bergambar.

Pena bulu ayam menawarkan kemungkinan artistik yang lebih luas. Sejak Abad Pertengahan akhir – pena bulu telah menjadi instrumen yang paling sering digunakan untuk menerapkan zat warna cair ke permukaan gambar.

Ujung pena pena bulu yang lentur, tersedia dalam berbagai kekuatan, memungkinkan skala sapuan individu yang relatif luas – dari garis-garis tipis yang lembut, seperti yang digunakan dalam sketsa persiapan untuk ilustrasi dalam buku-buku yang diterangi, hingga garis yang energik dan luas.

7. Menggambar dengan Kuas
Kuas ini ideal untuk mengaplikasikan pigmen pada permukaan datar (lukisan) tetapi kuas ini juga digunakan dalam menggambar sejak zaman prasejarah. Selain tinta gambar yang disebutkan di atas – semua yang telah digunakan bersama dengan sikat serta gambar pena – kuas juga telah dibuat dengan kombinasi cairan.

Salah satu teknik artistik paling umum yang digunakan dari seni Klasik Yunani ke Baroque adalah Sinopia, sketsa awal yang normal untuk lukisan mural yang monumental. Lukisan ini dibuat dengan kuas, sehingga punya semua karakteristik gambar persiapan.

So, ternyata seni menggambar itu nggak melulu pakai pensil, pensil warna, krayon, atau cat air, ya. Ada banyak banget alat menggambar yang ternyata bisa jadi media penyaluran bakat seni kamu.

Sumber :
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/quipper-indonesia/7-alat-menggambar-selain-pensil-warna-krayon-dan-cat-air-1542168788899281139

Rabu, 25 September 2019

Typogrphy

Apa sih typography itu ?
Typography atau dalam bahasa Indonesia disebut Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak.
Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.
Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.
Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat.  Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. .
Tipografi (dalam bahasa inggris : Typography) adalah perpaduan antara ilmu seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Tipografi juga bisa dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.
Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi, karena kita harus tahu berapa ukuran tulisan yang akan kita gunakan, efek dan bentuk yang akan kita tampilkan sehingga muatan emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin kita sampaikan kepada publik.
Sebagai contoh, dalam bahasa verbal, kita tidak mungkin berteriak dengan bentakan untuk merayu/membujuk seseorang sehingga menuruti atau memahami kemauan kita. Begitu juga dalam tipografi, kita tidak mungkin membuat tulisan dengan bentuk tegas dan keras (seperti larangan atau bentakan emosi) untuk publikasi yang bersifat membujuk atau menawarkan sesuatu produk atau jasa. Untuk itulah kita harus belajar tipografi.


Ada beberapa tahapan yang harus kita lalui untuk belajar tentang tipografi :
1. Pengenalan Anatomi Huruf.
Kita tidak mungkin dapat menilai seseorang itu cantik atau jelek, kalau kita tidak tahu apa itu wajah. Dan kita juga tidak bisa menilai seseorang itu anggun dan menarik, kalau kita tidak tahu apa itu tangan, kaki, badan, dsb. Begitu juga dengan Tipografi, Anda tidak mungkin dapat mengenali dengan baik sifat-sifat huruf yang akan Anda gunakan apabila Anda tidak mengetahui unsur-unsur yang membentuknya.
2. Pengenalan Bentuk dan Penerapannya pada Publikasi.
Pada tahap ini Anda harus belajar bagaimana baris-baris teks itu disusun dalam format yang benar. Memberi efek pada tulisan dengan benar. Mengatur jarak antar huruf, jarak antar baris dan sebagainya sehingga tulisan dapat dibaca dengan baik oleh publik. Mengatur besar kecilnya tulisan yang sesuai. Mengatur perataan yang proporsional sesuai degan sifat materi yang disampaikan dan sebagainya.
3. Mempelajari Legibility Teks dalam Publikasi.
Disini Anda diminta jeli dalam mengeksplorasi perbedaan antara berbagai jenis keluarga tulisan (typeface) dan tahu menempatkan huruf sesuai dengan citra yang akan ditampilkan. Eksperimen sangat diperlukan untuk menempa keahlian pada tahap ini. 

Kalau sudah menguasai ilmu tipografi, maka Anda akan menguasai sebagian unsur yang diperlukan oleh seorang desainer grafis.


Sejarah Perkembangan Tipografi
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.


Klasifikasi Rupa huruf
Dalam beberapa literatur tipografi, rupa huruf dapat di golongankan dalam beberapa klasifikasi, yang berguna untuk mempermudah mengidentifikasi rupa huruf tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang umum dan sering dipakai, klasifikasi berdasarkan timeline sejarahnya dan fungsinya, rupa huruf digolongkan menjadi:
1. Blackletter / Old English / Textura, berdasarkan tulisan tangan (script) yang populer pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman (gaya gothic) danIrlandia (gaya Celtic).
2. Humanis / Venetian, berdasarkan tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia. Disebut humanis karena goresannya seperti tulisan tangan manusia.
3. Old Style, Rupa huruf serif yang sudah berupa metal type, gaya ini sempat mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
Transitional, Rupa huruf serif, muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau “rupa huruf raja”, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV.
4. Modern / Didone, Rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad 17, menjelang zaman Modern.
5. Slab serif / Egytian Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egytian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno
Sans-serif / Rupa huruf tanpa kait
6. Grotesque Sans-serif, muncul sebelum abad 20.
7. Geometris Sans-serif, bentuk rupa hurufnya berdasarkan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran segi empat dan segitiga.
8. Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusia.
9. Display / dekoratif, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar.
10. Script dan cursive, bentuknya menyerupai handwriting – tulisan tangan manusia. Script, hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive tidak.

Selain itu ada juga klasifikasi yang berdasarkan bentuk rupa hurufnya:
1.Roman/Serif pada awalnya adalah kumpulan huruf kapital seperti yang biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi, namun kemudian definisinya berkembang menjadi seluruh huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus kaku.Pengertian lain adalah:memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin
Egyptian, atau populer dengan sebutan slab serif. Cirinya adalah kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Anatomi huruf dalam tipografi
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatis yang disebut dengan ground.
Kejelasan bentuk huruf dan Keterbacaan
Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.
Penggunaan warna
Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
Jenis huruf
Ukuran
Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
Kontras warna terhadap latar belakang
 sumber : https://tugasdesaintgi.wordpress.com/2014/05/09/pengertian-typography/
Sumber : Kaskus

Apresiasi Karya Seni

Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan 1. Pengertian...