Jumat, 13 November 2015

Karya Seni Rupa Murni dan Terapan

KARYA SENI RUPA MURNI DAN TERAPAN
Dalam pembelajaran sebelumnya telah dijelaskan tentang seni rupa murni dan terapan. Kedua jenis seni tersebut dapat dibedakan berdasarkan fungsi masing-masing. Seni rupa murni menekankan keindahan semata yang memiliki fungsi hias atau pajangan, sedangkan seni rupa terapan selain memiliki keindahan juga memiliki fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari. 
Seni Rupa Murni
Proses penciptaan karya seni rupa murni (pure art/fine art) lebih menekankan pada kreativitas dan ekspresi penciptanya.
1.    Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu jenis seni rupa yang berbentuk dua dimensi. Karya seni lukis yang disebut dengan lukisan hanya dapat dinikmati dari arah depan atau permukaan lukisan. Umumnya bahan yang diperlukan dalam berkarya lukisan, yaitu kertas dengan pensil, pastel, cat air, atau tinta; dan kanvas dengan cat minyak atau cat akrilik. Visualisasi dalam berkarya lukisan tidak dapat terlepas dari teknik berkarya, seperti teknik Hatching, Impasto, Sfumato, Chiaroscuro, dll. Selain mempertimbangkan teknik berkarya, para pelukis juga tidak dapat dipisahkan dengan aliran-aliran seni lukis sesuai dengan kecendrungan ekspresi dari para pelukis, seperti aliran realis, naturalis, ekspresionis, impresionis, surealis, abstraktis, dll.
2.    Seni Relief
Seni relief dapat juga disebut dengan seni ukir. Seni ukir merupakan karya seni rupa yang memiliki dimensi antar dua dimensi dan tiga dimensi. Hal ini disebabkan karena bentuk dari ukiran memiliki ketebalan atau timbul. Hanya saja karya seni relief tidak dapat dinikmati dari segala sisi atau hanya dapat dinikmati dari sisi depan saja. Bahan yang diperlukan dalam berkarya seni relief, seperti kayu, batu, pasir + semen, logam, gifsun, dll. Teknik berkarya seni relief adalah dengan cara dipahat mengikuti pola motif hias yang telah digambar pada permukaan bahan.
3.    Seni Patung
Seni patung adalah cabang dari seni rupa murni yang berbentuk tiga dimensi. Keindahan dari seni patung dapat dinikmati dari segala sisi. Bahan yang dapat digunkan untuk berkarya seni patung, seperti tanah liat, lilin, batu, kayu, semen+pasir, gifsun, logam, dll. Teknik berkarya patung menyesuaikan dengan bahan yang digunakan, misalnya tanah liat dengan teknik butsir, kayu dengan teknik dipahat, perunggu dengan teknik cetak cor, dll. Karya patung sering juga dijadikan monumen, patung tersebut biasanya berukuran besar.
4.    Seni Grafis
Seni garfis merupakan cabang seni rupa murni dalam bentuk dua dimensi. Seni grafis juga disebut dengan seni cetak. Seni cetak yang dimaksud terbatas seni cetak dua dimensi, seperti cetak tinggi (cetak cukil kayu), cetak dalam (cetak etsa), cetak datar (cetak litho), dan cetak saring (cetak sablon).
5.    Seni Kriya Murni
Seni kriya yang digolongkan ke dalam seni rupa murni adalah seni kriya yang tidak memiliki fungsi praktis melainkan hanya memiliki fungsi hias atau pajang. Seni kriya dapat menggunakan berbagai jenis bahan termasuk bahan yang berasal dari limbah alam maupun limbah industri. Teknik berkarya tergantung dari jenis kriya dan bahan yang digunakan, seperti pecahan-pecahan kaca menjadi hiasan dinding dengan teknik mozaik, plastik kemasan menjadi bentuk bunga dengan potong/rangkai, kulit hewan  menjadi  hiasan dinding bentuk wayang dengan teknik dipahat (disungging), tanah liat menjadi boneka keramik dengan teknik dibutsir,  dll.
Seni Rupa Terapan
Proses penciptaan seni rupa terapan (Applied art) lebih menekankan pada fungsi praktis dan tergantung pada jenis kepentingan yang akan diterapkan.
1.    Disain
Disain merupakan gambar yang dirancang untuk menjadi pedoman atau alat komunikatif terhadap suatu produk atau pesan. Jenis-jenis disain antara lain:
1)    Disain produk/barang
Gambar rancangan produk/barang penunjang aktivitas sehari-hari, seperti alat rumah tangga, furniture, produk transfortasi, produk kesehatan, produk pertukangan, produk makanan, dll.
2)    Disain grafis
Gambar informasi atau gambar sebagai alat komunikasi, poster, iklan, brosur, surat kabar, majalah, buku, spanduk, baliho, dll.
3)    Disain arsitektur
Gambar  rancangan untuk keperluan hunian masyarakat yang nyaman dan indah, seperti rumah tinggal, perkantoran, tempat ibadah, stadion, hotel, bangunan industri, dll.
4)    Diasin interior/eksterior
Gambar rancangan untuk kenyamanan  dan keindahan ruangan  rumah atau gedung (interior) maupun ruang terbuka/halaman (eksterior/pertamanan)
2.    Seni kriya Terapan
Seni kriya yang digolongkan ke dalam seni rupa terapan adalah seni kriya yang memiliki fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya pada seni kriya murni, seni kriya terapan juga dapat menggunakan berbagai jenis bahan. Teknik berkarya yang diterapkan juga sama dengan seni kriya murni, seperti bahan benang menjadi kain dengan teknik tenun, kayu menjadi topeng dengan teknik pahat, kain menjadi tas dengan teknik dijarit, logam menjadi keris dengan teknik ditempa, bambu menjadi keben dengan teknik dianyam, dll


Sumber : http://hendrachuba.blogspot.co.id/2014/08/karya-seni-rupa-murni-dan-terapan.html

Perkembangan Seni Rupa di Indonesia

Perkembangan Seni Rupa di Indonesia
Seni rupa di Indonesia sudah ada sejak zaman prasejarah. Adapun rincian perkembangan seni rupa tersebut, yakni sebagai berikut.
  1.      . Zaman Prasejarah
Pola dasar seni prasejarah Indonesia mungkin bertanggal jauh sebelum masa kedatangan bangsa Austronesia, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Meskipun demikian, melihat kesinambungan gaya dan bentuk yang ada hingga saat ini, mungkin ada beberapa benda yang dibuat dalam kurun waktu begitu tua.
Perkembangan seni rupa di Idonesia dimulai sejak penemuan situs-situs arkeologi pada dinding gua, yaitu berupa lukisan yang terbuat dari arang mineral berwarna sejenis oker (semen), serta ramuan berwarna dari jenis-jenis tumbuhan di sepanjang pantai Kepulauan Indonesia Timur terutamadi Pantai Barat Laut Papua, Kepulauan Kei, Pulau Seram  di Maluku, Sulawesi Selatan dan Kalimantan.
Para ahli memperirakan lukisan-lukisan tersebut berkaitan erat dengan upacara-upacara yang bersifat religius magis, yaitu berupa upacara kesuburan dan kematian (siklus hidup subur dan mati). Adapun objek-objek yang dilukis di antaranya :
a.       Perahu, sebgai simbol sarana kesuburan dan kematian.
b.      Ikan, sebagai makanan utama dan simbol kesuburan.
c.       Berbagai jenis reptil, seperti kadal, sisak, tokek, biawak, buaya, dan burung enggang. Di beberapa wilayah Indonesia, kadal digambarkan sebagai “Dewa Bumi”, sedangkan burung Enggang, sebagai “Dewa Atas/Dewa Langit”.
Seni rupa di Indonesia mulai meninjukkan bentuk yang lebih maju pada zaman perunggu yang berlangsung sejak 500 tahun SM. Penemuan suhu tinggi pada teknik peleburan logam dan teknk cor (a’ sire perdue) memperlihatkan tingginya peradaban manusia pada saat itu. Karya seni mewakili zaman perunggu masih bertalian erat dengan upacara-upacara religius magis, seperti neraka, moko, candrasa, patung-patung nenek moyang, serta pembuatan peralatan rumah tangga, peralatan berburu, dan menangkap ikan.
  1. 2 .Zaman Klasik
Zaman klasik dibedakan menjadi beberapa periode dan masing-masing zaman memiliki ciri dan keunikan tersendiri, antara lain sebagai berikut.
  1. Pengaruh Hindu Budha
Pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni dimulai sejak abad ke-4 M, bersamaan dengan penyebran kedua agama tersebut di Indonesia. Banyak di antara konsep Hindu-Budha mengenai para dewa yang dinyatakan dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk manusia maupun bukan manusia. Bentuk pengaruh Hindu-Budha terhadap karya seni rupa Indonesia antara lain :
  •      Seni Patung atau Seni Pahat
Pada patung Hindu-Budha, ragam hias yang paling umum digunakan adalah padma teratai. Padma melambangkan tempat duduk dewa tertinggi, terbentuknya alam semesta, kelahiran Budha, kebenaran utama, tempat kekuatan hayati dan suci bagi kaum Yogin), serta rasa kasih. Bentuk hias yang lain adalh swastika (melambangkan daya dan keselarasan agad raya), kalamakara (terdiri dari kala yang melambangkan waktu, dan makara malambangkan makhluk seperti buaya), serta kinnara yang berwujud setengah manusia dan burung (anggota dari kelompok dewa penghuni langit).
  •       Arsitektur
Pengaruh zaman Hindu-Budha dalam bidang seni rupa sangat kental dalam bidang arsitektur, khususnya arsitektur pada bangunan candi. Candi di Indonesia dibedakan menjadi candi Hindu dan candi Budha.
  •        Candi Hindu
Arsitektur candi Hindu Indonesia memiliki gaya yang sama dengan India Selatan. Candi Syiwa Lara Jonggrang di Jawa Tengah, misalnya. Candi tersebut melukiskan penafsiran setempat yang terperinci mengenai tempat pemujaan agama Hindu yang menunjukkan ciri Syiwaisme.
  •      Candi Budha
Bangunan candi Borobudur, tidak ada hubungan gaya dengan India. Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat konsentris. Enam tingkat paling bawah dirancang sebuah bidang persegi, sementara empat tingkat di atasnya merupakan stupa utama berbentuk lingkaran.
  •       Seni Kriya
Para ahli sejrah menduga masyaralkat kita mengadakan kontak dengan melalui perdagangan. Masuknya pengaruh Hinduu-Budha dari India memberikan nilai tambah bagi perkembangan seni kriya di Indonesia, terutama dalam teknik menenun kain katun dan sutra. Berpadu dengan keterampilan setempat, seni kriya bahan tenunan pun berkembang menjadi bentuk seni batik.

2.Pengaruh Cina
Hubungan dagang Indonesia dan Cina dimulai antara tahun 250 sampai 400 M, yaitu beberapa ratus tahun sebelum terjadinya berbagai perubahan seni dan budaya secara nyata. Hubungan dagang tersebut berlangsung di kota-kota pelabuhan tempat para saudagar Cina tinggal dan menikah dengan masyarakat setempat.
Walaupun tidak sekuat pengaruh Hindu-Budha, ebudayaan Cina tetap memainkan peranan penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Pada hakikatnya, pengaruh Cina pada unsur kebendaan (dalam hal bentuk), tanpa tujuan keagamaan dan sosial budaya.
Pengaruh budaya Cina yang tampak pada seni rupa Indonesia antara lain :
  •      Arsitektur
Rincian dan kerumitan ukiran kayu yang serupa dengan bagian dalam istana dan masjid juga ditemukan di gerbang mmakam, relief di beberapa candi di Jawa Timur menampakkan pengaruh Cina dalam bentuk liku-liku yang meliuk dan ragam hias awan. Selain itu pengaruh Cina tampak pada pura dan beberapa istana, sejumlah tempat peribadatan, seperti Klenteng, bahkan masjid yang menggunakan keramik dan piring-piring Cina.
  •        Peralatan Rumah Tangga
Sejak dulu masayrakat Indonesia yang masih tradisional menggunakan tikar sebagai alas duduk. Sejak abd ke-16 mulai ada perubahan. Para bangsawan istana mulai menggunakan kursi sofa. Perabotan taman, hiasan keramik, dan pot bunga sebagian menggunakan produk Cina.
  1. 3.  Pengaruh Islam
Pengaruh Islam terhadap seni Indonesia merupakan hasil perdagangan yang dimulai sejak abd ke-11. Para pedagang dari Gujarat, India, membangun permukiman di sepanjang Pantai Timur Sumatra dan Aceh. Selanjutnya pusat-pusat kebudayaan Islam dibangun secara bertahap di Demak dan Jepara.
Pengaruh kebudayaan Islam terhadap seni rupa antara lain sebagai berikut.
  •        Pahatan Kubur dan Masjid
Beberapa makam islam paling tua menggunakan nisan bergaya Islam. Batu nisan gaya Gujarat ditemukan di Samudera Pasai (Aceh Utara) dan Gresik. Arsitektur masjid Indonesia pun berbeda dengan yang ditemukan di negara Islam lainnya. Masjid lama dibangun dengan mengikuti prinsip dasar bangunan kayu, dan disertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan. Selain itu juga memiliki atap tumpang yang memberikan ventilasi, dan disangga oleh deretan tiang kayu. Masjid-masjid tersebut terdapat di Cirebon, Banten, Demak, dan Kudus. Bagian dalamnya dihiasi pola bunga, satwa, dan bangun berulang. Letak piring-piring China, Vietnam, dan Thailand digunakanuntuk menyamakan lantai berwarna yang ditemukan di masjid Timur Tengah dan Moghul, India.
  •        Kaligrafi
Kaligrafi Islam, khususnya kaligrafi Arab, merupakan unsur penting dalam seni hias Islam. Begitu pula dengan seni kaligrafi Indonesia, sebagian besar mendapat pengaruh dari seni kaligrafi Arab. Benda-benda upacara yang ada di istana-istana, seperti belati, tombak, pedang, dan panji-panji sering dihiasi kaligrafi. Selain itu, hiasan kaligrafi juga nampak pada lukisan kaca dan ukiran kayu pada dinding istana. Tokoh wayang juga ada yang dihiasi oleh ragam hias kaligrafi untuk menyamarkan bentuk manusianya.
4    4.    Pengaruh Barat
Kedatangan Portugis (abad 16) dan Belanda (abad 17) ke Indonesia, merupakan awal masuknya pengaruh Barat dalam seni rupa Indonesia. Sampai saat ini pengaruhnya masih tampak pad aberbagai bidang, yakni arsitektur, busana, seni sastera, seni wastra, dan peralatan rumah tangga.
  •   Arsitektur
Pengaruh Belanda dalam bidang arsitektur dapat ditemukan pada bangunan-bangunan yang hingga kini masih banyak terdapat di beberapa wilayah nusantara. Gaya arsitektur Belanda ada pula yang dipadukan dengan gaya arsitektur tradisional, seperti ubin, jendela kaca timah, dan teralis besi tempa.

  •       Busana
Salah satu contoh pengaruh gaya busana Barat yang masih lestari hingga kini yaitu penggunaan jas. Pada awal kedatangan bangsa Belanda, para penguasa mengambil alih kebiasaan orang Eropa dalam memakai jas yang biasanya dibuat dari beludru dan dihiasi dengan pita emas. Jas dengan gaya tersebut masih sering digunakan untuk upacara istana atau upacara resmi, misalnya busana kenegaraan abdi dalem yang mengiringi kereta kuda Soltan Yogygakarta dan Sunan Surakarta.
  •        Peralatan Rumah Tangga
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat Indonesia biasa duduk di lantai dan tikar. Namun ada beberapa naskah tua yang menerangkan tentang peralatan rumah tangga yang biasa digunakan orang-orang kelas atas pada waktu itu. Misalnya, Piagam Kembang Sri abad 12, menyebutkan hak beberapa orang terhormat untuk menggunakan dipan berukir yang ditutup kain indah ddan hiasan lainnya.
Peralatan rumah tangga Eropa pertama kali muncul di kalangan istana. Pada awalnya Soltan tidak menerima orang Eropa duduk di tempat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Soltan mulai menggunakan kursi, terutama di tempat umum ketika mereka muncul bersama dengan pegawai Belanda. Walaupun peralatan tersebut didatangkan dari Belanda oleh masyarakat kalangan atas, tetapi polanya banyak ditiru oleh pengrajin lokal. 
3.   Zaman Modern
Seni rupa modern Indonesia diwakili ketika seorang pemuda Jawa, bernama Raden Saleh mendapat kesempatan belajar seni lukis di Belanda pada awal abad ke-19 (pada masa penjajahan). Walaupun ia memiliki bakat yang luar biasa, tetapi ia tidak memberikan pengaruh langsung pada perkembangan seni di Idonesia karena tidak adanya pelukis lain yang sama tingkatannya awal pada abad ke-20.
Setelah Raden Saleh, hanya beberapa seniman yang mencapai ketenaran yang berarti, samapi kemunculan generasi baru yang lebih dikenal dengan pelukis Mooi Indie. Sebagian besar pelukis aliran ini dibimbing oleh seniman Belanda dan mengikuti gaya naturalis romantis. Kelompok ini merupakan cikal bakal seni rupa modern Indonesia. Tiga tokoh di antaranya, yaitu pelukis Abdullah Suryosubroto, Pirngadie, dan Wakidi, menjadi guru beberapa tokoh seni modern di Indonesia.
 
Sumber :http://artikelakel.blogspot.co.id/2012/12/perkembangan-kesenian-mulai-dari-seni.html

Perkembangan Kesenian mulai dari Seni Primitif, Seni Klasik, Seni Tradisional, Seni Modern, sampai Seni Kontemporer beserta contohnya :

Perkembangan Kesenian mulai dari Seni Primitif, Seni Klasik, Seni Tradisional, Seni Modern, sampai Seni Kontemporer beserta contohnya :


Segala bentuk hasil karya manusia didunia ini tentunya selalu mengalami bentuk perubahan dan perkembangan dari waktu kewaktu, karena tidak akan mungkin karya manusia terjadi begitu saja dan sampai disitu saja. demikian pula halnya dengan karya seni yang dibuat oleh manusia. Tentunya karya seni akan berawal dari bentuk karya yang paling sederhana dengan bahan yang sederhana pula. dan karya seni tersebut akan mengalami perkembangan menjadi lebih baik sesuai dengan jamannya.
berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan hasil karya seni manusia dari jama primitif sampai jaman modern.
                  
Seni Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.
Contoh Lukisan seni primitif
Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.

Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.
Seni Klasik
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.
Seni Tradisional
Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.
Seni Modern


Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.
Seni Kontemporer



Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore. Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai negara yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es, lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan sebagainya.

Contoh lukisan seni Kontemporer
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
  • Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
  • Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorus Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.
Sumber : http://artikelakel.blogspot.co.id/2012/12/perkembangan-kesenian-mulai-dari-seni.html

Jumat, 06 November 2015

Tokoh -tokoh Aliran Seni Lukis



Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Seni lukis yaitu seni yang mengapresiasikan kreatifitas seorang seniman melalui bidang dua dimensi, seperti kanvas, kertas, papan dll. Seni lukis memiliki beragam aliran yang semakin hari semakin berkembang. Berikut macam - macam aliran seni lukis :

1. Aliran Realisme



Aliran Realisme


Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain. 
Ciri - ciri aliran ini yaitu :

  • Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.
  • Lukisan apa adanya.
  • Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Tokoh - tokohnya :
  • Gustove Corbert
  • Fransisco de Goya
  • Honore Umier
2. Aliran Surealisme

Aliran Surealisme

Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.
Ciri - ciri :
  • Lukisan aneh dan asing.
  • Penuh dengan fantasi dan khayalan.
Tokoh - tokohnya :
  • Joan Miro
  • Salvador Dali 
  • Andre Masson
  • Sudiardjo
  • Amang Rahman
3. Aliran Romantisme

Aliran Romantisme
Aliran Romantisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.
Ciri - ciri :
  • Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
  • Penuh gerak dan dinamis.
  • Warna bersifat kontras dan meriah.
  • Pengaturan komposisi dinamis.
  • Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
  • Kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh - tokohnya :
  • Raden Saleh
  • Eugene Delacroix
  • Theodore Gericault
  • Jean Baptiste.
4. Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.
Ciri - ciri :
  • Kebanyakan bertemakan tentang alam
  • Memiliki teknik gradasi warna
  • Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin
Tokoh - tokohnya :

  • Raden Saleh
  • Abdullah Sudrio Subroto
  • Basuki Abdullah
  • Gambir Anom 
  • Trubus
5. Aliran Impresionisme
Aliran Impresionisme

Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.
Ciri - ciri :
  • Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
  • Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
  • Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
  • Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
  • Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
  • Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
  • Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Tokoh - Tokoh :
  • Claude Monet
  • Aguste Renoir
  • Casmile Pissaro
  • Sisley
  • Edward Degas
  • Mary Cassat
6. Aliran Ekspresionisme
Aliran Ekspresionisme

Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).

Ciri - ciri : 
  • Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
  • Ungkapan isi hati seseorang.
  • Imajinasi seseorang
  • Pemilihan Warna diutamakan
  • Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh :
  • Vincent Van Gogh
  • Paul Gaugiuin
  • Ernast Ludwig
  • Affandi
  • Zaini
  • Popo Iskandar
7. Aliran Abstraksionisme

Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionisme adalah aliran yang menggunakan  warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Aliran ini dibedakan menjadi 2 yaitu abstrak kubistis dan non-figuratif.
Ciri - ciri :

Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.

Tokoh - Tokoh :
  • Mark Rothko
  • Clyfford Stll
  • Adolf Got Lieb
  • Robert Montherwell
  • BornetNewman
8. Aliran Kubisme
Aliran Kubisme

Aliran Kubisme adalah aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak.

Ciri - ciri :
  • Memiliki bentuk geometris
  • Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.
Tokoh - Tokoh :
  • Gezanne
  • Pablo Picasso
  • Metzinger
  • Braque
  • Albert Glazes
  • Fernand Leger
  • Robert Delaunay
9. Aliran Dadaisme
Aliran Dadaisme
Aliran Dadaisme adalah aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan.
Ciri - ciri :
  • Seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi.
  • Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras
Tokoh - Tokoh :
  • Roull Haussmann
  • Duchamp
  • Hans Arp
10. Aliran Futurisme

Aliran Futurisme
Aliran Futurisme adalah aliran yang menggambarkan objek lukisan yang terlihat seperti bergerak. Suatu objek digambarkan beberapa kali secara sama,secara perspektif.
Ciri - ciri :
  • Karya seni menangkap unsur gerak dan kecepatan
  • Memanfaatkan prinsip aneka tampak atau ( multiple viewpoints )
  • Menggunakan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain
  • Memperhatikan tentang kedinamisan , kedisiplinan, dan gaya untuk mengekspresikan kecepatan dan kesamaan waktu.
Tokoh - Tokoh :
  • Giacomo Balla
  • Umberto Boccioni
  • Sculptor
  • Carlo CarrĂ ,
11. Aliran Fauvisme

Aliran Fauvisme

Aliran Fauvisme adalah aliran yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.
Ciri - ciri :
  • Seni lukisannya ialah warna-warna yang liar dan kontras.
  • Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna aslinya
  • Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.
Tokoh - Tokoh :
  • Henry Matisse
  • Andre Dirrain
  • Maurice de Vlamink
  • Rauol Dufi
  • Kess Van Dongen.
12. Aliran Klasikisme

Aliran Klasikisme

Aliran Klasikisme adalah aliran yang menampilkan gambar secara klasik, serta memiliki karakter dan ciri tersendiri. Aliran Klasikisme banyak terpampang di nusantara maupun di mancanegara. Aliran ini biasanya mengacu pada Yunani dan Romawi.

Ciri - ciri :
  • Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
  • Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
  • Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
  • Raut muka tenang dan berkesan agung.
  • Berisi cerita lingkungan istana.
  • Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh - Tokoh :
  • Bartholome Vignon ( 1762 – 1846 )
  • Jaques Lovis David ( 1974 – 1825 )
  • Jan Ingles ( 1780 – 1867 )  
Sumber : http://www.bantubelajar.com/2015/01/macam-aliran-seni-lukis-ciri-dan-tokoh.html

Unsur-unsur Seni Rupa


Unsur-Unsur Seni Rupa

Ada beberapa unsur pembentuk karya seni rupa, antara lain yaitu :
  1. Titik Yang merupakan unsur dasar karya seni rupa yang terkecil. Segala bentuk wujud yang dihasilkan dimulai dari titik. Sehingga titik menjadi pusat perhatian. Titik yang membesar disebut dengan bintik.
  2. Garis
    Yang merupakan batas limit dari suatu benda, bidang, ruang, texture, warna dll. Garis memiliki dimensi yang memanjang dengan arah tertentu, memiliki sifat seperti panjang, pendek, lurus, tipis, tebal, vertikal, horizontal, halus, melengkung, berombak, miring, putus-putus, dan masih banyak sifat-sifat lainnya. Garis ini memberikan kesan simbolik, gerak, ide dan lain sebagainya. 
  3. Bidang
    Unsur ini merupakan perkembangan dari penampilan garis, yakni perpaduan antara garis-garis dalam kondisi tertentu. Bidang bisa diamati secara visual pada setiap benda alam & pada karya seni rupa yang dihasilkan. Berdasarkan bentuknya, bidang terdiri dari bidang biomorfis, geometris, bersudut, dan tak beraturan. Bidang terbentuk dari pertemuan ujung-ujung garisatau juga karena sapuan warna.
  4. Bentuk
  5. Bentuk merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata. Bentuk dapat berarti shape, yakni bentuk benda polos yang muncul tanpa penjiwaan atau hadir secara kebetulan, dapat dilihat hanya sekedar penyebutan sifatnya saja seperti :ornamental, bulat, panjang, tidak teratur, persegi dan lain sebagainya . Dan bentuk plastis atau dalam bahasa inggrisnya form yang berarti bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan karena memiliki unsur nilai dari benda tersebut, seperti contoh : lemari.
    Unsur-Unsur Seni Rupa Dan Penjelasannya
  6. Tekstur
    Tekstur ialah sifat permukaan pada setiap benda yang bisa dilihat juga diraba. Dimana sifatnya terkesan halus, kusam, kasar, licin, mengkilap, dan lainnya. Sifat tersebut bisa dirasakan melalui indera pengelihatan dan juga rabaan. Tekstur terbagi dua yakni tekstur nyata dimana sifat permukaannya menunjukkan kesan yang sebenarnya dan tekstur semu (maya), dimana kesan permukaannya dapat berbeda-beda antara pengelihatan dan rabaan. Tekstur berfungsi untuk memberikan karakter tertentu pada bagian bidang permukaan yang bisa menimbulkan nilai-nilai estetik. 
  7. WarnaBerdasarkan cahaya, warna dapat dilihat dari tujuh spectrum warna dalam ilmu fisika. Sedangkan secara teorinya, warna dipelajari melalui dua pendekatan dimana salah satunya ialah melalui teori pigmen warna (Goethe) yaitu butiran halus pada warna. Adapun beberapa istilah dalam teori warna pigmen diantaranya yaitu : 
  8. Warna primer atau warna dasar, yang terdiri dari warna merah, biru dan kuning.
    Sekunder, warna yang didapat dari campuran kedua warna primer seperti warna jingga, hijau dan ungu.
    Tersier, ialah warna hasil campuran dari kedua warna sekunder.
    Analogus, merupakan deretan warna yang letaknya sampingan dalam satu lingkaran warna atau berdekatan, seperti pada deretan warna hijau menuju warna kuning.
    Komplementer, merupakan warna yang kontras dan letaknya berseberangan dalam satu lingkaran warna, seperti contoh warna merah dengan hijau, warna kuning dengan warna ungu.
  9. Gelap Terang
    Gelap terang dalam karya seni rupa dua dimensi berfungsi untuk menggambarkan benda seolah gambar tiga dimensi, memberikan kesan ruang / kedalaman, juga memberikan kontras pada gambar.  Tenik gelap terang dibedakan menjadi dua yaitu 
    chiaroscuro yang merupakan peralihan bertahap atau gradasi dan silhouette yakni bayangan tanpa peralihan bertahap atau gradasi
  10. Ruang atau kedalaman
    Dalam karya seni tiga dimensi, ruang bisa dirasakan langsung oleh penikmat seni seperti ruangan di dalam gedung, rumah, sekolah dan lain-lain. Unsur ruang pada karya seni dua dimensi bersifat semu / maya karena didapat melalui penggambaran yang terkesan cekung, pipih, menjorok, datar, cembung, dan lain sebagainya.
     
    Sumber :http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/unsur-unsur-seni-rupa-dan-penjelasannya.html

Tujuan dan Fungsi Seni


Tujuan dan Fungsi Seni Rupa

Fungsi Seni Rupa :


1.    Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb. contohnya : gamelan dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang)
2.    Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.
3.    Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan, kebijakan dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang orang dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan reklame.
4.    Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.
5.    Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, seperti : musik kontenporer, tari kontenporer, dan seni rupa kontenporer. (seni pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya)
6.    Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
7.    Fungsi Kesehatan (terapi)
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.


Tujuan Penciptaan Seni :
Tujuan karya seni dibuat oleh penciptanya amatlah banyak. Ada yang demi kepuasan pribadi, tuntutan keadaan, tujuan praktis untuk mencari uang, adapula yang demi kepentingan kesejahtraan umat manusia. Meskipun tujuannya amat beragam tetapi hakikat dari proses kreasi tersebut adalah terciptanya nilai-nilai kebaruan. Dikarenakan hasrat untuk menciptakan unsure kebaruan inilah sebuah karya seni memiliki makna untuk kehidupan yang lebih luas.
Seorang menciptakan karya seni dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan zamannya sehingga memilki arti penting bagi generasi berikutnya. Di beberapa negara, pencapain tersebut terlihat dari hadirnya karya besar bidang seni rupa dan terciptanya budaya benda yang menjadi symbol kemajuan peradaban umat manusia sekarang.
Sebagai media ekspresi, tidak tertutup kemungkinan bahwa seni dipakai untuk tujuan-tujuan ‘negatif’, seperti penyebarluasan pornografi, pelecehan, fitnah, ataupun penipuan. Demikian pula pandangan masyarakat yang ‘meminggirkan’ seni dalam proses pendidikan maupun kehidupan sehari-hari seharusnya telah ditinggalkan, karena tujuan manusia menciptakan karya seni adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan zamannya, dan bukan merusaknya.

Sumber :http://ddayipdokumen.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-fungsi-dan-tujuan-seni.html

Apresiasi Karya Seni

Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan 1. Pengertian...